Gelar Fisip Corner Perdana: UIN Ar-Raniry Hadirkan Tokoh Referendum Aceh

BANDA ACEH.Suwanusantara.com – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh membentuk Fisip Corner, platform diskusi bulanan yang dirancang untuk membahas isu politik terkini di Aceh.

Kegiatan perdana Fisip Corner berlangsung di Ruang Aula FISIP UIN Ar-Raniry Banda Aceh pada Senin (22/4/2024).

Acara perdana ini menghadirkan Muhammad Nazar, tokoh referendum Aceh yang juga merupakan mantan Wakil Gubernur Aceh periode 2007-2012, sebagai narasumber utama. turut diikuti oleh sejumlah pimpinan, dosen, dan mahasiswa di lingkungan FISIP UIN Ar-Raniry.

Dekan FISIP UIN Ar-Raniry, Dr Muji Mulia SAg MAg, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mendapatkan pembelajaran politik yang tidak hanya dari ruang kuliah, tetapi mendapat secercah ilmu politik dari politisi.

“Kami telah membentuk Fisip Corner, acara bulanan dengan menghadirkan tokoh politik Aceh untuk membahas isu-isu politik terkini. Ini merupakan peluang belajar bagi mahasiswa, mendapatkan pemahaman langsung dari politisi,” ungkapnya.

Muji Mulia berharap agar Fisip Corner menjadi platform inspiratif bagi pemuda Aceh dalam menghadapi dinamika politik lokal. Kegiatan berikutnya akan digelar bulanan dengan narasumber dari kalangan tokoh-tokoh politisi di Aceh

Sementara itu, Muhammad Nazar, sebagai narasumber utama, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini sebagai sarana silaturahmi dan pembelajaran politik. Dalam paparannya, Nazar menyoroti sejarah politik Aceh yang kaya namun penuh tantangan.

“Sejarah Aceh ini adalah sejarah yang penuh kudeta. Karena Aceh akan terus menjadi daerah yang sangat seksi bagi siapapun dalam segala sisi,” ujar Nazar.

Ia juga membahas tentang urgensi keterlibatan aktif kampus dalam menyongsong masa depan politik Aceh, terutama menghadapi Pilkada mendatang dan berbagai tantangan ke depannya, termasuk masa berakhirnya otonomi khusus pada tahun 2028.

“Aceh saat ini akan memasuki masa yang lebih parah dari masa lalu, karena otsus akan berakhir 2028,” tambah Nazar.

Lebih lanjut, Nazar juga menyoroti pentingnya peran kampus dalam membentuk pemimpin yang berkualitas, baik dari segi kemampuan maupun integritasnya secara nasional dan internasional.

“Saya khawatir jika dari sekarang tidak muncul pencerahan dari kampus, maka kedepan hasil pilkada akan bermasalah, dan kita tidak menghasilkan pemimpin yang layak, baik secara kemampuan maupun dihormati secara nasional dan internasional,” ungkapnya [].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *