Wisata  

Kompetisi Sejarah Dan Lokakarya Workshop Painting Mewarnai Peringatan Museum Aceh Yang Ke-108

Dalam rangka memperingati ulang tahun Museum Aceh yang ke-108, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) provinsi Aceh melalui melalui UPTD Museum Aceh mengadakan beragam agenda kegiatan yang bersifat edukasi. Event ini berlangsung selama dua hari mulai 30-31 Juli 2023 dan diselenggarakan di Museum Aceh, Banda Aceh.

Beragam agenda-agenda yang seru memeriahkan peringatan ulang tahun Museum Aceh yang ke-108. Agenda yang disusun tak lain adalah yang berkaitan langsung dengan edukasi bersejarah.

Pada hari kedua, Senin (31/7/2023) acara peringatan ulang tahun Museum Aceh dibuka dengan penampilan dari band etnik, yang kemudian disusul oleh kegiatan kompetisi sejarah yakni Ranking 1. Kegiatan ini diikuti oleh 30 siswa siswi tingkat sekolah pertama (SMP) kota Banda Aceh.

Dalam pencarian siapakah yang berhak mendapatkan gelar rangking 1, ke 30 siswa yang ikut serta berkompetisi untuk menjawab seluruh pertanyaan dengan tepat dan benar hingga tersisa dua kandidat yang memenangkan juara pertama dan mendapatkan hadiah sebesar 7 juta rupiah.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun dewan juri dan dibacakan langsung oleh MC. Kemudian, peserta yang mengikuti kegiatan ini menulis jawaban diatas kertas yang sudah disediakan oleh panitia acara. Pertanyaan yang diberikan yakni pertanyaan yang berhubungan dengan sejarah negara Indonesia.

Setelah waktu menjawab selesai, peserta diharuskan untuk berhenti menulis dan meletakkan alat tulis mereka, kemudian peserta mengangkat kertas jawaban mereka agar panitia dapat melihat jawabannya dan juga memutuskan peserta yang mana yang berhak maju ketahap berikutnya.

Kompetisi sejarah ini sangat seru sekaligus menegangkan. Bagaimana tidak, dengan jumlah peserta yang semakin mengerucut yang tadinya 30 peserta kini tinggal beberapa peserta saja yang masih bertahan. Pertanyaan-pertanyaannya yang dilontarkan pun semakin sukar untuk berhasil dijawab. Namun, hanya yang banyak membaca dan kenal sejarah mampu menjawab dengan cepat dan tepat.

Penyerahan hadiah diberikan oleh Mudha Farsyah selaku Kepala UPTD Museum Aceh kepada para peserta pemenang Ranking 1

 

Setelah menemukan peserta yang berhak untuk menyandang gelar rangking 1, kemudian MC mengumumkan peserta yang mendapatkan sertifikat, plakat penghargaan, dan hadiah kepada juara harapan tiga hingga juara pertama.

Penyerahan hadiah diberikan oleh Mudha Farsyah selaku Kepala UPTD Museum Aceh kepada para peserta pemenang. Kemudian, diikuti dengan sesi foto bersama sebagai berakhirnya agenda kegiatan Ranking 1.

Setelah Kompetisi Sejarah dilangsungkan, disiang harinya pihak penyelenggara mengadakan Lokakarya Workshop Painting. Kegiatan ini dipandu langsung oleh Intan Qumaira, CEO dari komunitas Manual.id.

Berkolaborasi dengan Museum Aceh dalam peringatan ke-108 tahun, komunitas Manual.id mengajak pengunjung untuk mengikuti workshop painting, yakni totebag painting. Tema yang diangkat adalah Batik Aceh.

Intan juga menjelaskan bahwa batik-batik Aceh itu memiliki karakter dan motifnya sendiri yang mayoritasnya berwarna cerah, seperti warna merah, kuning, dan hijau. Batik Aceh juga memiliki bentuk yang mencerminkan Batik khas Aceh, khususnya yang paling terkenal adalah Pinto Aceh, Bungoeng Jeumpa, Pucok Reubong, Awan Meucaneuk, Awan Berarak, dan lainnya.

Lokakarya Workshop Painting bersama Manual.id Pada Peringatan 108 Tahun Museum Aceh

Motif Pucok Reubong bermakna sebagai lambang sumber kehidupan, semangat hidup, dan kesaktian. Kemudian, motif Awan Meucaneuk bentuknya menyerupai garis-garis melengkung, biasa dipahat pada bagian luar panil sebagai bingkai ornament. Dan motif Awan Berarak bersumber dari peninggalan kain border jaman kerajaaan Tamiang yang disketsa oleh Dekranasda kabupaten Aceh Tamiang dengan melibatkan unsur Majelis Adat Aceh Tamiang.

Pengunjung yang ingin belajar painting bukan hanya kaula muda saja, namun ada juga anak-anak yang ikut berpartisipasi. Khusus anak-anak, komunitas Manual.id telah menyiapkan totebag yang sudah digambar agar memudahkan mereka untuk tinggal mewarnainya saja.

Setelah kegiatan usai, terakhir adalah sesi pembagian sertifikat untuk peserta yang sudah menggambar dan mewarnai totebag yang diserahkan secara simbolis oleh Intan Qumaira. Kemudian, diakhiri dengan sesi foto bersama. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *