Dinas kebudayaan dan pariwisata melalui UPTD museum Aceh kembali akan menggelar kegiatan bertajuk pameran yang akan menampilkan koleksi-koleksi Filologika. Acara tersebut turut bekerjasama dengan museum se-Sumatera dan kabupaten kota di Aceh.
Pameran ini akan berlangsung pada 10-14 Agustus 2023 di Gedung Pameran Temporer, Kompleks Museum Aceh dan merupakan pagelaran perdana di Indonesia.
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengutarakan “Dalam pameran nanti, Museum Aceh dan museum provinsi di Sumatera, serta beberapa museum yang ada di kabupaten kota di Aceh akan menghadirkan ragam kekayaan serta kandungan isi koleksi filologi unggulan dari masing-masing museum,” (8/8/23).
Koleksi-koleksi yang akan dipamerkan nanti akan sangat menarik minat para peneliti dan pengkaji manuskrip. Almuniza juga berharap pagelaran ini juga dapat menjadi wadah edukasi bagi Masyarakat lintas generasi dalam mempelajari Sejarah dan kebudayaan.
Hal ini dikarenakan melalui koleksi yang dipajang nantinya pengunjung akan bisa melihat kekayaan ragam hias atau iluminasi yang menghiasi lembaran-lembaran manuskrip warisan masa lalu, serta gaya dan pola penulisan berbagai jenis aksara klasik yang ditorehkan di berbagai media tulis dari masa ke masa.
“Apresiasi dan terima kasih yang tak terhingga kepada semua museum yang ikut berpartisipasi dalam pameran ini. Semoga kerjasama ini terus berlanjut dan memberikan dampak dan manfaat yang lebih luas untuk pelestarian dan pengembangan ilmu pengetahuan di masa depan,” sebut Almuniza.
Berkolaborasi dengan 17 museum se-Sumatera
Kepala UPTD Museum Aceh, Mudha Farsyah menambahkan, selain memamerkan sejumlah koleksi istimewa filologi milik Museum Aceh, pengunjung juga dapat melihat langsung berbagai koleksi filologi unggulan dari museum-museum yang ada di Sumatera dan kabupaten kota di Aceh.
Adapun 75 koleksi filologika yang dipamerkan merupakan milik 17 museum di Sumatera, diantaranya Museum Aceh, Museum Aceh, Museum Tsunami Aceh, Museum Sumatera Utara, Museum Adityawarman Sumatera Barat, Museum Sang Nila Utama Riau, Museum Siginjei Jambi,Museum Balaputra Dewa Sumatera Selatan, Museum Bengkulu, Museum Ruwa Jurai Lampung, dan Museum Sriwijaya.
Kemudian, Museum Pidie Jaya, Museum Kota Lhokseumawe, Museum Samudera Pasai Aceh Utara, Museum Bireuen, Museum Kota Langsa, Museum UIN-Ar-Raniry, dan Museum Ali Hasjmy Banda Aceh.
“Pada pameran regional se-Sumatera ini, kita menargetkan seribu pengunjung. Untuk menyajikan informasi yang lebih lengkap tentang informasi berbagai koleksi yang dipamerkan, Kami juga menyediakan katalog koleksi sebagai referensi dan informasi yang bisa dibawa pulang oleh pengunjung pameran,” pungkasnya. (*)