Plt Gubernur Aceh Kunjungi dan Serahkan Bantuan untuk Korban Puting Beliung di Pulo Aceh

SUWA-Kota Jantho : Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengantarkan bantuan masa panik kepada masyarakat Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar yang terdampak bencana puting beliung.

Selain dari pemerintah bantuan juga bersumber dari dunia usaha atau CSR beberapa perusahaan di Aceh. “Sebagai rasa persaudaraan kita, saya sampaikan tali silaturahmi dengan bantuan ini. Mudah-mudahan bisa sedikit membantu kita di tengah musibah ini,” kata Nova Iriansyah di Gampong Lamteng Pulau Nasi, Jumat (15/5/2020).

“Atas nama pribadi dan pemerintah saya menyampaikan duka atas musibah ini,” ujar Nova. Di antara bantuan yang diberikan adalah bahan baku bangunan seperti seng dan semen untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat puting beliung. Selain itu, bahan sandang dan pangan juga diberikan, sehingga masyarakat terdampak bisa memanfaatkannya di bulan Ramadan dan jelang Lebaran Idul Fitri.

Nova berharap sedikit bantuan yang diberikan tersebut bisa dimanfaatkan untuk merenovasi dan merehabilitasi rumah warga yang rusak. Ia berpesan masyarakat yang terkena musibah untuk bersabar.

“Kita harus bersabar. Bukan hanya di sini, sepanjang tahun ini banyak musibah yang terjadi di Aceh,” kata Nova. Ia merinci berbagai musibah seperti covid-19, angin puting beliung, banjir bandang di Aceh Tengah dan banjir juga terjadi hampir di seluruh Aceh. “Ini adalah takdir yang tidak bisa kita hindari.”

Sebagai penganut Islam, Nova meyakini ada dimensi lain selain faktor alam dan penyakit yang menjadikan musibah banyak terjadi di Aceh. “Mungkin kita terlalu banyak kesalahan, kita tidak menghormati orang tua dan guru,” kata dia. Karena itu, ia mengajak serta seluruh masyarakat untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah serta memperbanyak amalan dan doa sehingga dijauhkan dari ragam musibah.

Nova menyebutkan, kehadiran dia ke Pulo Aceh merupakan kunjungan resmi pertamanya sejak dilantik baik sebagai wakil gubernur maupun kala menjabat sebagai Plt Gubernur. “Insya Allah tanggal 15 Mei ini jadi sejarah bagi saya,” katanya.

Selaku kepala pemerintahan Aceh, ia akan mengupayakan pembangunan Pulo Aceh. Untuk itu ia meminta dukungan dari DPR Aceh, Bupati Aceh Besar dan DPR Kabupaten Aceh Besar. Ia yakin dengan semua dukungan itu pembangunan Pulo Aceh akan berjalan dengan baik.

Camat Pulo Aceh, Yusra, mengatakan, sedikitnya ada 25 Kepala keluarga dari tiga desa yang terkena dampak dari bencana puting beliung yang terjadi pada Jumat (8/5/2020) pekan lalu.

“Di Pulau Nasi ada Lamteng dan Rabo dan Desa Alue Reuyeung, sementara di Pulau Breuh puting beliung juga menimpa rumah di Lapeng dan Lampuyang,” kata dia.

Sampai hari ini, beberapa sumber bantuan seperti dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar juga telah disalurkan kepada korban. Ia berterimakasih pada pemerintah atas kepedulian kepada warga yang terkena musibah tersebut.

Agus, salah satu korban mengatakan, angin disertai hujan deras turun usai sahur pada Jumat itu. Malamnya, kata dia, dirinya bersama istri dan tiga anaknya tidur di warung, tempat usahanya dijalankan. “Angin kencang sekali, pohon cemara di sebelah (warung) tumbang,” kata dia.

Rumahnya pun tak luput dari amuk beliung. Seluruh atap dan rangka atap dihempas badai yang terjadi pada pukul 6.20 pagi itu. “Saya beruntung nggak ada di rumah. Setelah kejadian warga datang sampaikan bahwa atap rumah saya dibawa angin,” kata Agus.

Agus berterimakasih pada pemerintah Aceh dan pemerintah Aceh Besar yang dinilai sangat tanggap dalam memberikan bantuan dan menyampaikan simpati atas mereka. “Alhamdulillah sangat cepat respon pemerintah. Dalam waktu seminggu langsung sampai.”

Senada dengan Agus, M. Kasem, korban lain dari gampong Rabo, juga menyampaikan terimakasihnya pada Plt Gubernur Aceh. Ia berharap dapat segera membangun kembali rumahnya, usai mendapatkan bantuan pemerintah Aceh.

Kasem tinggal di rumah berkonstruksi kayu tepat di kaki bukit gampong Rabo. Saat kejadian ia bersama istri dan seorang anaknya mengungsi ke mess milik BPKS yang tak jauh dari rumahnya. Dari lokasi itu ia melihat atap dan sebagian dinding rumahnya yang dibawa angin.

“Kambing berlarian sebelum (atap) rumah saya diterbangkan angin. Hujan dan angin sangat kencang,” kata Kasem menceritakan kembali kejadian pagi itu.

Atap rumah Kasem kini hanya tersisa di bagian dapur. Sementara ini, Kasem mengikat terpal dari bekas kertas semen di kamar rumahnya. Usai mendapatkan bantuan, ia berharap segera bisa membangun kembali rumahnya, sehingga bisa melanjutkan Ramadan dan menanti lebaran di rumah dengan kontruksi lengkap.(SA)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *