BANDA ACEH.suwanusantara.com – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh, Safrina Salim mengatakan, percepatan penurunan stunting di Aceh bukan hanya tanggunggungjawab BKKBN, tetapi tanggungjawab bersama dengan dengan stake holder terkait.
” Kini BKKBN bukan lagi hanya bicara soal kontrasepsi, kondom dan lain-lain, tapi kehidupan secara luas, bina keluarga balita, bina keluarga remaja, keluarga lansia, bahkan berkaitan dengan Lansia. Untuk tahun ini BKKBN, membuka kelas lansia. Selain itu pemerintah fokus pada percepaten penurunan stunting’,.
Demikian diungkapkan Safrina Salim pada temu pers dengan puluhan wartawan di salah satu Warkop kawasan Lampineung, kota Banda Aceh, Rabu (20/13/2023) sore.
Pada temu pers ini Safrina Salim turut didampingi Koordinator Program, Iskandar, Rahmadsyah, Bahri Asmawi, Farida dan Sania dari BKKBN Aceh.
Safrina Salim yang dilantik Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki di Meuligoe Gubernur Aceh, Senin, 11 September 2023 ini dalam 100 hari masa kerjanya, terus melakukan koordinasi dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting, baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota dengan terus melakukan bebagai terobosan dan strategi- strategi untuk mencapai target penurunan stunting 14 persen tahun 2024.
Ia katakan, juga sangat mengapresiasi dukungan yang tinggi dari Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki dan Penjabat Ketua TP PKK, ibu Ayu Marzuki yang ikut turun ke kabupaten/kota dan kecamatan dan desa dalam upaya mensosialisasi penurunan stunting di Aceh.
Diakuinya, Aceh masih tinggi angka stunting, yaitu pada 2021 masih pada angka 33, 2 persen, berhasil diturunkan menjadi 31,2 persen pada 2022.
” Hasil evaluasi tahun 2023 ini belum turun, tapi kita optimis akan ada penurunan yang signifikan dan dengan kerjasama semua pihak kita berharap target penurunan 14 persen 2024 akan kita capai”, ujarnya optimis.
Beberapa strategi yang diprogramkan BKBBN adalah Dapur sehat atasi stunting, (Dahsyat), dengan memberikan makanan tambahan dengan makanan lokal,.
‘ Kita punya resep 2 sesuai kearifan lokal ‘, katanya.
“Kondisi stunting di Aceh masih tinggi, di tahun 2022 masih, 31,2 persen. BKKBN mempunyai strategi-stratengi untuk Percepatan Penurunan Stunting melalui DAHSAT ( dapur sehat Atasi Stunting), ada TPK (Tim Pendamping Keluarga) di setiap desa, kami kerja sama, konvergensi dengan pihak terkait untuk terus berupaya menurunkan angka stunting”, urainya.
Nah hari ini, lanjut Safrina Salim, kami memperkuat kepada kepala-kepala desa yang di lokasi khusus stunting.
” BKKBN Aceh mengundang 710 kepala desa seluruh lokus stunting di Aceh itu ada dua angkatan yang kami mengadakan sosialisasi di hotel Hermes tanggal 19 sampai 22 Desember 2023. Ini penting, karena anak- anak stunting itu ada di tingkat desa. Jadi harus ada intervensi secara bersama-sama”, tandas Safrina Salim.
Untuk memutus mata rantai stunting itu, katanya, bagaimana ke depan anak-anak yang akan lahir dalam kondisi sehat dan tidak stunting melalui program elsimil (elektronik siap nikah siap hamil).
” BKBN mengadukasi calon-calon pengantin tiga bulan sebelum menjadi pengantin”, katanya.
“Bibit unggul itu harus direncanakan supaya jangan anak yang lahir tulang rawan”, tambahnya. (Kas) .