Wisata  

Gayo Culture Festival 2023 Resmi Ditutup

Sanggar belagak Bujang (IPMAT Aceh tenggara) menampilkan tarian tradisional yang menunjukkan duel antara dua pria yang sudah menjadi tradisi adat sejak dahulu (foto:ARP)

Telah berjalan selama tiga hari sejak 18 Juni 2023 di Taman Seni Budaya Banda Aceh, pergelaran Gayo Culture Festifal telah resmi ditutup semalam (20/6/23). Malam penutupan kembali disesaki pengunjung seperti sejak acara ini dibuka. Masyarakat Kota Banda Aceh memenuhi Kawasan taman seni budaya. Keramaian berpusat di depan panggung utama yang menyuguhkan penampilan seni-seni tradisional oleh seniman tanah Gayo.

Acara secara simbolis ditutup oleh Pj bupati Aceh Tengah, Ir. T. Mirzuan, MT yang mewakili 4 kabupaten dalam penutupan Gayo Culture Festival 2023. Dalam sambutannya dirinya mengatakan Gayo Culture Festival adalah pertunjukan yang menunjukkan kreativitas generasi muda dan kreasi para pecinta seni dan budaya dari empat kabupaten serumpun untuk melestarikan kekayaan dan keragaman budaya.

Acara secara simbolis ditutup oleh Pj bupati Aceh Tengah, Ir. T. Mirzuan, MT (Foto:ARP)

“Seni dan budaya dari kabupaten serumpun, baik Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah dan Aceh Tenggara yang memiliki kekayaan dan keragaman budaya harus terus terjaga kelestariannya berupa seni tradisi, kreasi, kuliner, kerajinan dan juga apresiasi budayanya,” ungkap T. Mirzuan.

Dirinya sangat mengapresiasi pemerintah Aceh melalui Disbudpar yang telah menyelenggarakan event tersebut sehingga budaya dan seni tanah Gayo dapat diperkenalkan secara luas khususnya bagi para milenials.

Menurutnya, mengingat era globalisasi saat ini, kegiatan untuk mempromosikan budaya seperti Festival Budaya Gayo dapat menjadi sarana penyampaian informasi yang mudah diterima oleh masyarakat, khususnya generasi muda, guna melestarikan budaya.

“Semoga ikhtiar kita dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian dan budaya gayo menjadi wujud kebersamaan guna membangun masyarakat bermartabat melalui bidang seni, budaya dan pariwisata,” tambahnya.

Pengunjung juga menikmati jajanan kuliner dari para UMKM yang ikut berpartisipasi di acara Gayo Culture Fertival 2023 (Foto:ARP)

Dikesempatan yang sama Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal melalui Sub Koordinator Nilai Budaya Jihadul Hayat dalam keterangannya menyebutkan Gayo Culture Festival merupakan suatu pagelaran yang menampilkan kreativitas generasi muda dan inovasi para pencinta seni dan budaya.

“Sejak pembukaan sampai dengan malam ini, pertunjukan seni baik yang berupa seni tradisi, kreasi, kuliner, kerajinan dan juga apresiasi budayanya menjadi salah satu magnet bagi masyarakat untuk berkunjung ke area taman dan seni budaya ini,” ungkap Jihadul.

Lebih lanjut, Jihadul menegaskan event Gayo Culture Festival merupakan bagian dari upaya pembinaan dan pelestarian budaya daerah.

“Sebab kita semua menyadari betapa pentingnya makna kebudayaan dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa, khususnya jati diri daerah aceh agar tidak tergerus oleh derasnya arus globalisasi dan modernisasi,” terang dia.

 

Dalam kesempatan itu, pihaknya menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan tersebut sehingga dapat berjalan dengan sukses.

Tak lupa, ia menyampaikan ucapan selamat kepada para pemenang lomba. Jihadul berpesan untuk terus berkreasi demi kemajuan seni dan budaya Aceh.

“Bagi semua peserta lomba apapun hasilnya jadikan itu sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,” tuturnya.

Sejak malam pembukaan acara Gayo culture festival diramaikan dengan penampilan seni dari para seniman di empat kabupaten. Para pengunjung yang telah memadati lokasi acara sejak sore hari terus dibuat terkagum dengan aksi seni yang sangat memukau mata.

Di acara ini juga terdapat banyak UMKM yang turut meramaikan acara dengan menjajakan makanan,minuman dan jajanan. Terdapat juga beberapa gerai yang khusus menjajakan panganan khas Gayo. Acara Gayo culture festival berhasil menarik perhatian para muda-mudi, memang acara seperti ini turut ditargetkan sebagai wadah edukasi terkait kekayaan seni dan budaya daerah kepada para melenials. Agar mereka dapat terus mengenal indentitas diri dengan tidak melupakan kekayaan seni dan budaya daerah di zaman globalisasi ini.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *