Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN Aceh Teken MoU Dengan Universitas Abulyatama

Suwanusantara.com.Banda Aceh – Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Drs. Sahidal Kastri, M.Pd dan Rektor Universitas Abulyatama Ir. R. Agung Efriyo Hadi, MSc, Phd menandatangani akta kesepakatan bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) di Aula kantor BKKBN Aceh di Banda Aceh, Selasa (2/11/2021).

Acara penandatangan Akta Kesepahaman kerjasama ini turut juga didampingi para pejabat Sekretaris,Koordinator dan Subkoordinator BKKBN Aceh, para Wakil Rektor satu, dua dan Wakil Rektor tiga Universitas Abulyatama yang disaksikan hadirin dan undangan lainnya.

Mengawali sambutannya Drs. Sahidal Kastri, M.Pd menyampaikn rasa syukur kepada Allah dan selawat kepada Rasulullah SAW. Seraya berharap, Allah meridhai niat baik dalam kerjasama yang amat penting ini. Bagaima upaya bersama menghadirkan masyarakat yang sejahtera jadi keluarga-keluarga yang berkualitas.

Sahidal pada kesempatan itu, menyampaikan kata terima kasih atas atensi Rektor Unaya yang sudah hadir ke BKKBN bersama Para Wakil Rektor, Dekan dan Ketua Prodi Unaya dalam menjalin kerjasama ini. “ Semoga niat baik kita direstui oleh Allah”, harap Sahidal.

Menurut Sahidal, sesuai Peraturan Presiden
( Perpres ) Nomor 72 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024.

Katanya, dalam pasal 18 Perpres itu menyebutkan bahwa BKKBN itu bertugas sebagai Koordinator Pelaksana Percepatan Penurunan stunting.

Angka stunting mulai tahun 2009 sampai 2014, lanjut Sahidal, hanya mengalami penurunan Nol sampai tiga persen. Secara nasional saat ini angka penurunan stunting, 27 persen lebih. Sedangkan Aceh tergolong lima besar stunting tertinggi nasional.

” Bapak presiden Joko Widodo menargetkan bahwa stunting itu akan turun selesai RPJM Nasional 2024 bisa turun sampai 14 persen’, katanya.

BKBBN sendiri, sebutnya, untuk program kerjasama ini akan menggerakkan potensi yang ada dengan didukung Sekretaris, Koordinator dan Subkoordinator, para pejabat fungsional yang ada di BKKBN Aceh. Terutama Bidang Pengendalian Penduduk yang berkaitan langsung dengan MOU atau kesepakatan bersama ini.

Oleh karena itulah, maka BKKBN sesuai arahan Kepala BKKBN Pusat, Bapak Hasto Wardoyo , bagaimana mengajak masyarakat agar target yang diharapkan bapak Presiden tersebut bisa kita capai. Jadi dalam rangka percepatan penurunan angka stunting itu yang paling penting pasangan usia subur dan calon pasangan usia subur. Bagaimana anak remaja yang akan melangsungkan pernikahan, ini kita jaga supaya menjadi pasangan yang siap nikah siap hamil, katanya.

Bahkan, pada Maret 2022 BKKBN memprogram aplikadi EL- SIMIL ( Elektronik- siap nikah siap hamil). Artinya, dengan aplikasi ini akan diketahui kesiapan pasangan akan nikah yang benar- benar pasangan usia subur. Jelas Sahidal.

“Penurunan stunting ini ada dua factor. Yang pertama faktor spesifik yaitu tidak langsung, salah satunya sanitasi, air bersih, sosial ekonomi ekonomi masyarakat. Ini mempengaruhi juga tingginya angka stunting di Aceh. ”, ujarnya lagi.

Kemudian faktor fisik yaitu secara langsung, pertama kekurangan gizi, rendahnya ibu yang memberikan air susu ibu (ASI), faktor kesakitan ketika ibu sedang hamil.

Oleh karena itu Sahidal mengajak semua istitusi dan elemen masyarakat untuk sama-sama berupaya mempercepat penurunan stunting ini di Aceh.Karena stunting ini menjadi tanggungjawab bersama bukan hanya intitusi tertentu.

Bagitupun dia yakin bahwa Perguruan Tinggi sinar terdepan pengabdian masyarakat. “Kami yakin Tri darma Perguruan Tinggi tetap tersampaikan dan terlaksana”, kata Sahidal.

Sedangkan Rektor Unaya, Ir. R. Agung Efriyo Hadi, MSc, Phd menyebutkan, Universitas Abulyata menyambut baik upaya kerjasama ini dan etap membuka diri dalam kerjasama ini.

“Kerjasama beberapa waktu lalu kita sambung lagi dan kami siap untuk terus mengembangkan, bersinergi yang positif”, kata Rektor Unaya.

Kemudian Rektor juga berharap kepada BKKBN membantu memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk 20 SKS yang dilakukan di luar kampus. “Ada beberapa kegiatn salah satunya, magang”,  ujarnya.

Kecuali juga Unaya membuka kesempatan bagi ASN dari BKKBN khususnya untuk bisa mengambil program magister di Unaya yang sudah membuka dua jurusan yaitu Hukum dan Managemen yang berbeda dengan Unsyiah, karena soal waktu belajarnya yang lebih fleksibel, katanya. (Kas).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *