Suwanusantara.com. LANGSA – Pj Walikota Langsa yang diwakili oleh Plt. Sekda Kota Langsa Muhammd Darfian ST.M.AP mengatakan, Prevalensi Balita Stunting dikota Langsa berdasarkan SSGI 2021 sebesar 25,5% dan provinsi Aceh 32,2, salah upaya untuk menurunkan anggka prevalensi Stunting adalah melalui
pendampingan keluarga yang berkesinambungan mulai dari calon pengantin, ibu hamil dan pasca persalinan dan bayi dari usia 2 tahun sampai 5 tahun.
” Alhamdulillah kota Langsa pada tahun 2022 turun menjadi 22,1% ‘.
Hal ini disampaikan Plt. Sekda Kota Langsa Muhammd Darfian ST.M.AP saat membuka kegiatan Forum koordinasi Stunting yang dilaksanakan oleh Perwakilan BKKBN Aceh di Ballroom Hotel Kartika Kota Langsa, Rabu (12/7/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan sehari penuh menghadirkan pemateri dari Perwakilan Bapeda Aceh, Satgas PPS Aceh TPPS Kota Langsa dengan peserta tim teknis mitra OPD yang terlibat dalam penyusunan laporan TPPS tingkat kota Langsa yang berjumlah 25 orang.
Sebagaimana laporan ketua panitia Dini Ramadini. S.Sos, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan peran TPPS Kab/Kota dalam konvergensi lintas sektor dan pelaporan kinerja dan web Stunting di tingkat kabupaten dan kota.
Diakhir laporannya Dini Ramadini yang juga kapok Perencanaan Perwakilan BKKBN Aceh mengharapkan melalui kegiatan forum koordinasi Stunting ini dapat memberikan kesamaan pandangan dan pemahaman tentang langkah langkah yang akan dilakukan oleh perwakilan BKKBN Aceh bersama tim TPPS Kabupaten/kota serta mitra kerja dalam menurunkan prevalensi Stunting di kabupaten dan kota se provinsi Aceh.
Lebih lanjut Plt. Sekda Kota langsa mengatakan dengan pendampingan yang melekat kepada keluarga diharapkan faktor resiko Stunting dapat diidentifikasikan sejak dini dan dilakukan upaya meminimalisir faktor resiko dan dilakukan treatment dan intervensi aksi yang lebih detail spesifik dan intens,
Melalui forum koordinasi Stunting yang dilaksanakan oleh perwakilan BKKBN Aceh ini merupakan satu langkah penting yang harus dilakukan oleh Kota langsa untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan Stunting secara bersama sama untuk itu beliau mengharapkan semua pihak terkait untuk dapat mengimplementasikan 5 pilar strategi yaitu peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di daerah khususnya dikota langsa, perubahan prilaku masyarakat,
Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada individu, keluarga dan masyarakat serta penguatan dan pengembangan sistem data dan informasi ujar Plt Sekda kota Langsa,
Lelang Bapak/Bunda Asuh Stunting
Untuk diketahui, upaya mengeliminasi kasus Stunting di kota Langsa pemerintah kota Langsa pada tanggal 21 Juni 2023 telah melakukan lelang Bapak/Bunda Asuh Stunting tidak hanya kepada perangkat Daerah tapi semua lintas sektor dan Dunia usaha maupun BUMN hal ini dilakukan sebagai upaya gerakan gotong royong dari semua elemen masyarakat dengan harapan seluruh elemen masyarakat secara aktif dan bersama sama sebagai bapak/bunda asuh anak Stunting melakukan intervensi dan terlibat aktif memberikan bantuan penanganan Stunting serta memastikan langsung makanan yang dibagikan dikonsumsi langsung oleh balita yang bersangkutan,
menyasar langsung keluarga yang mempunyai anak beresiko Stunting untuk menyalurkan bantuan percepatan penurunan Stunting,.
Selain itu beliau juga mengharapkan kepada instansi terkait supaya dapat melakukan edukasi kepada korbankeluarga penerima bantuan terkait pola asuh karena peran orang tua sangat besar dalam upaya pencegahan anak beresiko Stunting.
Diakhir arahannya beliau berharap melalui kegiatan Koordinasi Stunting ini dapat menghasilkan laporan implementasi 5 pilar percepatan penurunan Stunting khusus dikota langsa yang terarah terintegrasi selaras tepat waktu berkesinambungan untuk mendukung program pemerintah. sehingga pada tahun 2023 kota Langsa prevalensi Stunting bisa turun menjadi 17% dan tahun 2024 14% seperti yang telah dicanangkan oleh presiden Republik Indonesia, ungkapnya.(Rilis humas).