Wisata  

Wisata Kuliner Unik Kuphi Khop Kota Meulaboh, Aceh Barat

Provinsi Aceh kaya akan wisata alamnya yang mempesona. Mulai dari wisata pegunungan yang berada didataran tinggi hingga wisata baharinya. Namun, tak lengkap jika hanya mata yang menikmati indahnya alam Aceh tanpa menikmati kuliner lokal yang tentu saja menggoyang lidah anda dan kuliner-kuliner lokal tersebut menyebar disetiap wilayah kabupaten di provinsi Aceh dengan ciri khasnya masing-masing.

Aceh kaya akan wisata kuliner, mulai dari makanan hingga minuman. Salah satu wisata kuliner yang unik dan banyak dikunjungi dan dinikmati oleh wisatawan adalah wisata kuliner yang berasal dari kota Meulaboh kabupaten Aceh Barat yakni Kopi Tubruk (Kuphi Khop). Para pecinta kopi tentu tidak akan melewatkannya.

Menurut sejarahnya, Kuphi Khop sudah ada di kabupaten Aceh Barat sejak tahun 1996 dan terinspirasi dari Kupiah pahlawan nasional Teuku Umar, yang dikenal dengan Kupiah Meukeutop. Berdasarkan kupiah itulah awal mula nama dari jenis kuliner yang terkenal di kota Meulaboh.

Penikmat Kuphi Khop hingga saat ini masih terbilang masih sangat ramai dan akan terus bertambang seiring waktu karena kenikmatannya. Apalagi kota Meulaboh berada diwilayah pesisir barat provinsi Aceh yang langsung berpas-pasan dengan samudera Hindia. Angin laut yang berhembus pun menambah kenikmatan saat menyeruput miuman kopi ini.

Fakta uniknya adalah Kuphi Khop ini dihidangkan gelasnya secara terbalik. Tentu ada alasan dibalik itu semua. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kota Meulaboh yang berada di wilayah pesisir dan angin pun berhembus, normalnya kopi yang dihidangkan secara biasa dengan mulut gelas menghadap ke atas akan cepat membuat kopi menjadi dingin. Namun lain halnya dengan Kuphi Khop ini. Agar kopi tetap dalam keadaan panas tanpa ada pengaruhnya dari hembusan angin, maka dibaliklah gelasnya dengan mulut gelas menghadap ke bawah dan dinikmatinya dengan menyeruput menggunakan sedotan.

Biasanya Kuphi Khop tersedia di warung kopi (warkop) yang berdekatan dengan laut di kota Meulaboh. Salah satunya adalah warkop Pantee Keunangan yang berada di jalan Syiah Kuala, desa Suak Ribee, kota Meulaboh dan bersebelahan dengan rumah makan Hasan Melborn cabang Banda Aceh yang baru dibuka sejak Januari 2023. Warkop ini sudah berdiri selama 18 tahun lamanya sejak didirikannya pada tahun 2005 dan masih aktif melayani wisatawan untuk menikmati minuman yang unik sejak awal mula didirikan.

Ternyata ada tiga jenis variasi Kuphi Khop yang tersedia di warkop ini, yakni Kuphi Khop Hitam, Kuphi Khop Nen, dan Kuphi Khop Tower. Ketiga jenis Kuphi Khop yang bervariatif tersebut, tentu ada bedanya. Kuphi Khop Hitam yakni jenis kopi hitam biasa yang hanya berisikan biji kopi yang sudah hancur. Berikutnya Kuphi Khop Nen, jenis kopi ini perbedaanya adalah adanya penambahan susu. Yang terakhir yaitu Kuphi Khop Tower, kopi ini menggunakan gelas yang panjang juga ada tambahan susu serta es.

Warung Kopi Pantee Keunangan yang menyediakan segala variasi menu Kuphi Khop

Dari ketiga jenis Kuphi Khop yang ada di warkop ini, Kuphi Khop Nen lah yang paling banyak peminatnya. Karena perpaduan cita rasa kopi yang pahit dan susu yang manis menyatu serta menjadi satu kenikmatan yang sangat berkesan saat dinikmati. Apalagi diseruput sambil berbincang-bincang dengan kerabat maupun keluarga.

Selain kopi, warkop Pantee Keunangan juga menyediakan jenis minuman yang lain seperti air kelapa muda dan minuman sachet seperti pada umumnya warkop di Indonesia. Selain itu, jika perut wisatawan keroncongan, di warkop ini menyediakan juga mie Aceh serta segarnya rujak. Menu-menu seperti itulah yang memikat wisatawan datang untuk berkunjung.

Bayangkan saja, dihari weekday pengunjung yang datang untuk menikmati kuliner di warkop ini mencapai 100 lebih wisatawan dan di akhir pekan bisa mencapai 300 an pengunjung. Luar biasanya, dihari libur panjang seperti hari raya wisatawan meledak memenuhi pondok-pondok warkop hingga ada yang tidak kebagian tempat untuk serta bergantian-gantian jika ada wisatawan yang sudah selesai menikmati makanan dan minuman khususnya Kuphi Khop.

Pendapatan yang didapatkan oleh pemilik warkop ini di hari weekday saja bisa mencapai lima jutaan dan di akhir pekan atau hari raya warkip ini bisa meraup 10 juta lebih dari para wisatawan. Pendapatan yang seperti ini sudah terbilang tinggi untuk setingkat warkop-warkop di daerah seperti kota Meulaboh. Hal ini memang sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh pemilik warkop. Selain diarea warkop ini nyaman serta beberapa pohon yang membuat suasana yang rindang. Kemudian, lokasinya disebelah hilir sungai yang mengalir ke arah laut. Hal tersebut memiliki nilai tambah yang sangat berkesan.

Dalam upaya untuk mempromosikan Kuphi Khop ke seluruh wisatawan lokal, nusantara, maupun juga mancanegara. Warkop ini juga pernah mengambil bagian untuk mengikuti expo kuliner tahun 2022 yang di selenggarakan di Stadiun Harapan Bangsa, Banda Aceh dan dapat menarik perhatian dari pengunjung yang hadir di expo saat itu.

Wisatawan lokal sedang menikmati seduhan Kuphi Khop yang nikmat

Seperti yang sudah dijelaskan, warkop Pantee Keunangan bukan satu-satunya lokasi wisata kuliner yang menyediakan Kuphi Khop. Ternyata masih didesa yang sama yakni desa Suak Ribee, berdiri juga beberapa café dan pondok-pondok yang dibangun agak tinggi sehingga wisatawan yang datang bisa menikmati pemandangan lautan. Café yang dimaksud adalah café Tubruk Punti. Untuk menuju ke lokasi ini, wisatawan juga melewati jalan Syiah Kuala, kemudian masuk ke lorong Punti.

Saat memasuki lorong Punti, wisatawan diharapkan untuk tidak melaju dengan kencang dan berhati-hati karena kondisi jalan pada lorong tersebut tidak begitu mulus serta tidak begitu besar hingga sampai ke lokasi. Kemudian, wisatawan juga akan melewati rumah-rumah masyarakat dan banyak anak-anak yang bermain.

Lorong ini akan terjadi kemacetan saat hari libur hari-hari besar seperti hari raya atau saat tradisi makan-makan menjelang bulan Ramadhan. Karena lokasi café ini sangat stretegis untuk wisatawan meluangkan waktu bersama keluarga.

Pondok-pondok yang dibangun terlihat sangat kokoh dan luas, sehingga dapat memuat satu keluarga. Pohon-pohon kelapa dan cemara yang tumbuh di sekitar lokasi café menambah kesejukan dan terasa sangat nyaman. Suara hembusan angin yang menghantam dedaunan pohon-pohon seakan mampu menghilangkan penat dan lelah saat sibuk bekerja. Apalagi saat menikmati kuliner Kuphi Khop.

Lokasi parkir di area café ini terbilang cukup luas untuk menampung kendaraan-kendaraan para wisatawan. Pengunjung tidak perlu khawatir jika ingin beribadah, fasilitas seperti mushalla juga tersedia di lokasi wisata dan toilet. Sayangnya, wisatawan hanya bisa menikmati pemandangan lautan dan suara desiran ombak saja.

Karena lokasi wisata kuliner ini berdekatan dengan pantai Suak Ribee, namun wisatawan dilarang untuk mandi. Karena arus laut yang begitu kuat dan dikhawatirkan akan memakan korban. Jadi, wisatawan harus tetap berhati-hati dan tetap menjaga aturan-aturan yang berlaku didaerah setempat. Sehingga perjalanan wisata akan terasa menyenangkan. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *