SUWA Banda Aceh – Berbeda dengan kebanyakan pemuda di kampungnya. Dia bertekad merobah nasib mancari peruntungan.
Tahun 2009 dia tinggalkan kampung halamannya di Krueng Geukuh ( Aceh Utara) berangkat ke Banda Aceh, kota pusat pemerintahan Aceh.
Bermodalkan restu orang tuanya, tujuan merantau mencari kerja, karena di kampung tidak ada pekerjaan.
Hidup sebatang kara tanpa saudara di kota besar, bukan hal mudah bagi Roni Saputra, kelahiran kota Jeumpa Bireun tahun 1988 ini. Roni, anak ke empat dari lima bersaudara, untuk mempertahan hidup apapun pekerjaan dilakukannya yang penting halal.
Mulai dari kerja bangunan, doorsmeer, resepsionis hotel bintang dua dan terakhir kerja magang ke Jepang.
Begitupun nasib seseorang siapa tahu. Apa yang ditanam itu pula yang dituai. Roni Saputra, mantan reseptionis Sultan Hotel Banda Aceh ini, kini membangun usaha sendiri, Wisma Darusalam di dekat Kampus Unsyiah Darussalam. Wisma ini dibuat Roni sekembalinya dari kerja Magang di negeri Jepang tahun 2018 lalu.
“Saya ikut selekasi pertama tahun 2011 tapi nggak lulus, baru lulus ikut lagi tahun 2014 melalui Dinas Tanaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Provinsi Aceh kerjasama dengan IMM Jepang. Proses selesksinya lebih kurang satu tahun”, kata Roni kepada wartawan SUWA Nusantara, kemaren di Wisma Darussalam.
Setelah lulus seleksi mengikuti pendidikan di Banda Aceh empat bulan, di Jakarta sekitar dua bulan dan di Tokyo, Jepang satu bulan.
“ Di Jepang saya magang di perusahaan Mihong Compo terletak di Ciba. Perusahaan yang memproduksi alat-alat kamar mandi. Perusahaan besar mempekerjankan 3000 pekerja termasuk 80 pekerja magang”, kata Roni Saputra.
Tiga tahun di Jepang 2015 sampai 2018, Rani mendapat gaji dibayar dengan Yen Jepang, kalau dirupiahkan sekitar Rp. 20 juta per bulan. Kemudian minta cuti satu bulan pulang ke Indonesia tahun 2016 dan menikah dengan pujaan hatinya, Sri Malahayati. Berangkat lagi ke Jepang bersama isteri tercintanya, melanjutkan kontrak magang.
Kembali dari Jepang, April 2018 mendapat bantuan modal kerja dari Kemenakertrans RI sekitar Rp. 85 juta dan uang hasil tabungan kerja magang, dimanfaatkan Roni Saputra membuka usaha sendiri yaitu Wisma Darussalam.
Dari wisma kapasitas 17 kamar di dua pintu toko dua lantai, dibandrol 100 ribu dan Rp. 150 ribu permalam per kamar. Kini mempekerjakan tiga orang karyawan. Roni dapat omset rata-rata per bulan Rp.15 juta kotor.
Berkat usaha ini hasilnya dapat membeli rumah peribadi di Cadek Permai Aceh Besar dan membiayai kuliah Roni, tercatat mahasiswa semester empat Fakultas Hukum Universitas Abulyatama, Aceh.
Hari-hari dijalani Roni dengan kecukupan dan kebahagiaan bersama isteri tercinta, Sri Malahayati yang memberinya seorang putra, Adam Saputra (1,5 tahun). Begitupun Roni dan isteri kini menunggu kelahitran anak kedua diperkirakan lahir Maret 2021.
Roni bersyukur atas semua rahmat Allah. Berterimakasih kepada ayah dan ibu yang membersarkan dan menyayaginya, Ayahnya almarhum Razali Yusuf dan ibunya Fauzih Ibrahim.
Roni Saputra juga berterima kasih kepada Pemeritah, khususnya Disnakermobduk Aceh yang telah memberangkatkan 17 orang magang ke Jepang se-angkatan dengan Roni.
“ Program magang sangat besar manfaatnya dalam usaha mengurangi pengangguran. Di Aceh hendaknya pemerintah membuka lapangan kerja dan menghidupkan industri-insdutri ”, harap Roni.. (kasman)