Suwanusantara, Aceh Utara, – Nama Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 34 Aceh Utara dalam beberapa minggu terakhir ini menjadi perhatian berbagai kalangan, mulai dari lingkungan satuan kerja madrasah tersebut (Gampong Tanjong Awe), daerah hingga ke tingkat nasional.
Ada apa sebenarnya dengan madrasah yang dikepalai seorang perempuan yang bernama Nuraini, sehingga nama MIN 34 Aceh Utara mencuat ke permukaan.
Ternyata, keberhasilan dari Nuraini sebagai seorang pimpinan madrasah di lingkungan Kementerian Agama Aceh Utara yang patut dibanggakan.
Simak wawancara Suwanusantara.com dengan Kepala MIN 34 Aceh Utara, Nuraini, M.Pd saat ditemui di Kantor Kemenag Aceh Utara, Jum’at (24/9) sore.
*Wartawan* : Apa pendapat ibu tentang tempat tugas yang baru?
*Nuraini* : Alhamdulillah, tempat baru biasanya punya semangat baru, terlebih lagi jauh lebih dekat dengan rumah, Ini sebuah rahmat yang takkan ternilai. Setidaknya, walaupun bukan impian namun untuk berkarya atau membuat terobosan baru ada kesempatan demi kemajuan madrasah ini.
*Wartawan* : _Apa saja terobosan yang sudah_ mempunyai hasil?
*Nuraini* : Pertama, wajah madrasah harus dipoles sedikit. Kalau yang namanya bangunan lama, bila tidak diberi lipstick, kan kelihatannya agak kumuh. Sementara dibandingkan tetangganya yang belum terkelupas catnya sudah dirobohkan untuk dibangun kembali. Kami di madrasah menargetkan, bahwa ketika kedatangan murid baru, wajah madrasah harus berubah. Tentunya ini tidak mudah bagi kita yang baru menginjak kaki di tempat ini. Namun berkat kerjasama tim work, Komite dan stakeholder lainnya serta dorongan dari masyarakat, akhirnya kerja keras untuk mewujudkan madrasah JUS (Jujur, Unggul dan Santun) ini terealisasi juga.
Kedua, nama MIN 34 Aceh Utara harus tercium oleh pusat, bukan hanya provinsi. Barangkali kalau hanya di tingkat Kemenag Kabupaten Aceh Utara, tidak terlalu jauh, hanya beberapa Kecamatan saja. Akan tetapi, kalau Jakarta apakah orang Kemenag RI tahu MIN 34 Aceh Utara itu dimana, kalau tidak diimbangi dengan hal-hal yang positif yang dapat diketahui oleh Jakarta. Barangkali dulu harus mengirim surat atau faxs, tapi sekarang semuanya berubah. Apa yang terjadi saat ini langsung diketahui orang baik melalui WAG, FB, IG, TW atau media sosial lainnya. Itu yang menjadi impian kita.
*Wartawan* : _O ya buk, lantas apa yang ibu lakukan?_
*Nuraini* : Enam bulan pertama, guru-guru yang punya potensi terus didukung untuk dapat mengharumkan nama MIN 34 Aceh Utara, seperti ikut terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan madrasah, baik itu tingkat Gugus, Kabupaten, Provinsi bahkan Nasional. Sekitar 98% guru terlibat dalam kegiatan KKG Gugus, bahkan yang menjadi Ketua KKG Kabupaten juga guru MIN 34 Aceh Utara, Pengurus KKG Gugus dan selebihnya adalah anggota KKG Gugus.
*Wartawan* : _Bagaimana_ _caranya?_
*Nuraini :* Dukungan dengan memberikan keleluasaan kepada guru untuk berkiprah di ajang bergengsi, seperti mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh Madrasah Reform. Disini kan banyak kegiatan karena targetnya sampai tahun 2024, sehingga guru-guru dapat memilih sendiri kegiatan apa yang akan diikuti, misalnya rekrutmen Fasilitator Daerah (FASDA) PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan). Kita sebagai Kepala Madrasah menemani mereka ikut terlibat langsung dalam mengikuti tes rekruitmen tersebut. Alhamdulillah, seorang guru MIN 34 Aceh Utara yaitu Bapak Muhammad Husni, Lc lulus di FASDA PKB tersebut. Selanjutnya, rekruitmen Instruktur AKMI (Assesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) juga diikuti oleh guru MIN 34 Aceh Utara ini, dan tetap kita dampingi. Alhamdulillah, Bapak M. Raja, S. Pd lulus sebagai Instruktur tingkat Provinsi Aceh. Insyaallah akan mengikuti BIMTEK AKMI di Jakarta. Kita doakan, semoga menjadi yang terbaik untuk MIN 34 Aceh Utara khususnya dan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara umumnya serta Provinsi Aceh.
*Wartawan* : _Terus, Kepala Madrasahnya, hanya mendampingi guru-gurunya saja?_
*Nuraini* : Ya, ikut juga sebenarnya sekedar uji nyali saja. Namun karena semua tingkat sudah terwakili dari MIN 34 Aceh Utara, mulai dari tingkat Kabupaten sampai Provinsi, malu juga sih kalau hanya sekedar mendampingi guru saja, tanpa berusaha ke kegiatan yang lain dan tingkat yang lebih tinggi, nasional barangkali.
Banyak ucapan selamat kemarin di media sosial atas keberhasilan MIN 34 Aceh Utara
Ya, kebetulan ada tiga kegiatan yang berbeda, yang menarik perhatian Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara. Sehingga sebagai dukungan dan perhatian, beliau memberikan ucapan selamat secara digitalisasi dan selanjutnya juga dengan penuh rasa bangga terhadap MIN 34 Aceh Utara yang sedang jadi perhatian, secara langsung dalam rapat EDM dan e-RKAM yang dilaksanakan di MTsN 4 Aceh Utara, di depan rekan-rekan Kepala MI, MTs dan MA bapak Kakankemenag Aceh Utara (H. Salamina, S. Ag, MA) menyampaikan langsung atas keberhasilan yang diraih dalam tiga kegiatan, yang semuanya dari MIN 34 Aceh Utara, mulai dari tingkat, Kabupaten, Provinsi sampai Nasional. Alhamdulillah, saya sendiri baru saja selesai mengikuti BIMTEK via Zoom selama 4 hari tentang Penilaian Buku Pendidikan Agama Tahun 2021. Insya Allah, hanya menunggu hasil dan penugasan untuk melakukan penilaian dalam waktu dekat ini.
*Wartawan* : _Kabarnya, bapak Kakankemenag Aceh Utara memanggil ibu ke kantor, ada apa? Apakah ada hubungannya dengan ucapan selamat tempo hari?_
*Nuraini* : Bukan, masalah itu kan sudah berlalu. Namun beliau meminta kepada saya untuk mengantarkan sesuatu yang sangat berharga untuk beliau. Ssstt… jangan berpikir yang lain, ini menyangkut dua karya saya yang baru tiba dari Penerbit Aranca Bekasi, yaitu *Buku Rahasia Menjadi GUPRES, Kepala Sekolah, dan Pengawas Berprestasi.* Sebenarnya buku ini adalah karya bersama teman-teman yang dari luar Aceh untuk berbagi pengalaman dalam menulis. Buku lainnya adalah hasil seleksi Nasional Cipta Puisi sebagai pemenang 1000 naskah puisi terbaik dalam kegiatan Seleksi Nasional yang dikumpulkan dalam Seribu Bait Cinta Sang Guru yang tertuang dalam 4 seri, dicetak melalui Penerbit Pustaka Literasi Indonesia, Jakarta. Kedua karya tersebut akan dijadikan sebagai bahan literasi Perpustakaan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara.
Beliau mengucapkan, Selamat kepada saya dan katanya, “teruslah berbenah diri bersama MIN 34 Aceh Utara dan semoga karya-karyanya tetap dikenang sepanjang hayat serta menjadi Madrasah Hebat Bermartabat sebagai dambaan kita semua”
*Wartawan* : _Oya, apakah sebelum menduduki jabatan Kepala Madrasah, ibu pernah melahirkan karya-karya ilmiah?_
*Nuraini* : Sedikit banyaknya ada, di antaranya karya yang dipublikasikan dan mendapat penghargaan sebagai produk guru terbaik pada Stan Expo Madrasah saat ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) di Takengon tahun 2016, yaitu Qawa’id al imlak wa nushush lil mubtadi in, yg diterbitkan di Malang tahun 2015.
*Wartawan* : _Selain itu, apa ada lagi buk?_
*Nuraini* : Ya ada. Beberapa karya tulis yang telah dipublikasikan di berbagai jurnal, buletin dan lain sebagainya. Bahkan pada tahun 2018 mengakhiri tugas sebagai guru di MTsN 4 Aceh Utara, saya mendapat hibah penelitian dari SEAMEO QITEP sebanyak Rp. 7 juta. Ketika itu guru dari Aceh hanya 2 orang, yaitu saya sendiri sebagai guru Kemenag dan satu orang lagi dari sebuah SMP di Aceh Singkil. Kami mendapatkan hibah penelitian tentang pembelajaran tingkat tinggi, dengan judul penelitian Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas IX.a MTsN 4 Aceh Utara.
- Selain itu, juga pernah menjadi editor buku Al Arabiah Laka 2 yang diterbitkan oleh STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, Pelaksanaan Contextual Teaching Learning. *(Yoes)*