Aceh Pop Culture 2023 Mengajak Pengunjung bernostalgia ke era 90-an

Suasana malam diarea pergelaran Aceh Pop Culture 2023 dipadati para pengunjung yang didominasi kaula muda. (Redaksi/NF)

Banda Aceh- Aceh Pop Culture (APC) merupakan event yang bertujuan untuk bernostalgia ke masa lalu. Konsep yang diusung dalam seluruh rangkaian acara ini yaitu konsep era 90-an. Event yang berlangsung di Taman Sulthanah Safiatuddin, Kota Banda Aceh ini dimulai pada tanggal 18-20 maret 2023.

Selama tiga hari pelaksanaan, event ini menyedot perhatian pengunjung dengan jumlah hampir mencapai angka 11.000 pengunjung. Sebagian besar pengunjung yang hadir adalah berasal dari kawula muda.

“Dari catatan penyelenggara, total pengunjung sebanyak 10.059 orang, dengan jumlah terbanyak ada di hari terakhir yaitu 3.912 orang,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Almuniza Kamal, Senin (20/3/2023).

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut dikemas dengan konsep era 90-an dengan juga menghadirkan sejumlah komunitas kreatif, UMKM dan penampilan talenta muda Aceh, serta puluhan pelaku seni mulai dari musisi, penari, pelukis mural, hingga desainer lokal.

Menurut Kepala Disbudpar Aceh, dari puluhan stan UMKM dan brand lokal yang hadir mampu mencatatkan transaksi ekonomi hingga Rp. 732,5 juta selama tiga hari.

“Aceh Pop Culture Fest menggambarkan apiknya kolaborasi antar komunitas dan pelaku ekonomi kreatif, yang kemudian mampu menciptakan daya tarik wisata,” ungkapnya.

Seni musik memeriahkan pergelaran Aceh Pop culture 2023 (Redaksi/NF)

Hal yang unik berbeda dengan event-event lain yang diselenggarakan di Aceh, yakni adanya barcode pada gerbang masuk pergelaran event APC ini. Hal ini bertujuan untuk mencatat jumlah pengunjung yang hadir. Sehingga dengan data yang diperoleh dapat dijadikan patokan Disbudpar untuk melaksanakan event yang serupa kedepannya dan tentunya dalam menentukan kebijakan.

Hal unik berikutnya adalah bentuk dukungan event agar Indonesia bebas sampah plastik ditahun 2025 mendatang. Pada event ini penonton diberitahukan untuk tidak membeli botol minuman kemasan dan membawa botol minuman sendiri. Para pengunjung tidak perlu khawatir, karena pihak panita sudah menyiapkan water refill station untuk mengisi ulang air minum.

“Pengunjung kami minta untuk membawa botol minuman sendiri. Di lokasi, acara juga turut disediakan water refill station untuk mengisi air. Langkah ini, merupakan bentuk dukungan Pemerintah Aceh dalam mewujudkan Indonesia bebas sampah plastik pada 2025,” tegasnya.

Almuniza lanjut menjelaskan bahwa tidak untuk membawa kantong plastik dan menggantikannya dengan paper bag (kantong kertas).

Jika pengunjung ingin berbelanja di UMKM yang ada didalam area event, para pengunjung diharuskan melakukan transaksi dengan menggunakan QRIS. Hal ini bertujuan sebagai bentuk upaya mewujudkan teknologi keuangan agar proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.

“Penerapan tiga konsep baru di Aceh Pop Culture akan menjadi model untuk event-event budaya dan pariwisata ke depannya,” tuturnya.

Bernostalgia dengan atraksi balap Tamiya yang populer dikalangan anak muda era 2000-an (Redaksi/NF)

Cara penyelenggara agar para pengunjung dibawa ke masa lalu yakni dengan menghadirkan hal-hal yang sangat erat kaitannya dengan era 90-an diantaranya dengan menghadirkannya motor-motor antik tahun 1970-an dan bisa menjadi ajang edukasi untuk remaja masa kini agar lebih mengenal masa lalu.

Bagi pecinta Tamiya tidak usah khawatir, pengunjung juga bisa menikmatinya baik dengan cara menonton pertunjukan balap diatas lintasan ataupun mengikuti adu kecepatan dengan pembalap lainnya. Mungkin ada dari para pengunjung yang hobinya dulu main balap Tamiya ingin unjuk gigi kembali, inilah saatnya untuk bernostalgia.

Tidak kalah menarik, pengunjung juga bisa menikmati mural-mural yang di lukis oleh para seniman mural anak muda yang dapat langsung dilihat saat anda ingin memasuki area event sampai tengah area. Para pemural sangat telaten dalam membuat lukisan mural pada dinding yang telah disediakan oleh penyelenggara sehingga para pengunjung dibuat kagum atas hasil karya anak muda Aceh.

Pertunjukkan Skateboard dan pelaku seni music semakin memeriahkan pergelaran. Dikarenakan Aceh Pop Culture Festival ini memang diselenggarakan untuk memberi ruang kepada pekerja kreatif dan komunitas.

Pemerintah Aceh melalui Disbudpar terus berupaya memberikan ruang kreativitas kepada pekerja kreatif untuk menyalurkan bakat, memberikan wadah bagi kelompok UMKM kreatif untuk memasarkan produk lokal kepada masyarakat lokal maupun wisatawan.

Pertunjukan mural-mural yang di lukis oleh para seniman muda Aceh (Redaksi/NF)

“Kegiatan seperti expo dan bazar yang diselenggarakan Pemerintah Aceh selama ini menandakan bahwa kami (Pemerintah Aceh) bersama pihak perbankan berkomitmen mendukung pelaku UMKM dan pekerja kreatif,” sebutnya.

Apalagi sejumlah kegiatan yang sukses digelar Disbudpar Aceh berkolaborasi dengan sejumlah pihak menandakan bahwa kondisi Aceh saat ini sudah sangat kondusif.

“Ini menandakan bahwa Aceh siap menerima kunjungan wisatawan, Aceh kondusif, silakan datang ke Aceh. Ini momentum kita (Aceh) untuk bangkit, bangkitnya pariwisata dan bangkitnya ekonomi masyarakat Aceh,” tambahnya.

Pada hari terakhir pergelaran event, penyelenggara memberikan hadiah kepada peserta yang telah mengambil bagian dalam memeriahkan Aceh Pop Culture 2023, diantaranya:

Juara Perlombaan Tamiya:

  1. Gobel
  2. Razzi
  3. Putra Aulia

Juara Atraksi Skateboard:

  1. Abil Kinmahbengi
  2. Akir
  3. San Rafsanjani

Juara Best costume:

  1. Alfat Novendra
  2. Syafrina Amira
  3. Reza Aulia

Juara Video Reels Instagram:

  1. Chika Ayu Wulandari
  2. Raidha Syaifa Luthfiani
  3. Fadhil Al-Khalis

Juara Foto Jadul:

  1. Nrlywa
  2. Zahrul. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *