BANDA ACEH – Kondisi Pasar Kampung Baru belakan seperti semberawut. Tenda-tenda berkesan kumuh, meja-meja berserakan, parkir sembarangan, dan sering kekurangan air menjadi pemandangan sehari- hari di Pasar milik Pemko Banda Aceh itu.
Ketika ditelusuri media ini kemaren, ketidakteraturan pasar karena UPTD Pasar tidak lagi menggunakan jasa Pengurus Pasar yang selama ini bertugas disana.
Mantan Ketua Pasar Kampung Baru Banda Aceh, Hasbi Badai SH yang diwawancarai media ini, Jum’at kemaren, menyebutkan Pasar Ini seperti tidak bertuan dan minta Pj. Walikota turun tangan untuk menertibkan.
Jadi karena itu, kata Hasbi, kita berharap kepada Bapak Pj. Walikota Banda Aceh untuk bisa menetibkan ini.
” Kenapa saya katakan seperti itu, karena pasar ini sebenarnya bisa dihidupkan dengan cara santun. Jangan karena merasa diri bahwa ada kepentingan orang-orang tertentu yang dititipkan di dalam pasar itu”, harap Hasbi Badai, SH.yang juga pengacara aktif di Banda Aceh ini.
Sekarang sudah tidak bisa ditertibkan lagi, selama Ini tidak ada Pengurus Pasar, sudah ditangani langsung UPTD. Kini di pasar tidak terarur lagi meja bertaburan disana sini, kreta parkir sembarangan, tenda-tenda bertaburan, pasar seperti tidak bertuan lagi, ujarnya ketus.
UPTD Pasar Ambil Alih Pengurusan Pasar
Habi Badai mencetitakan, pihak UPTD menaikkan kutipan dari Rp 10.000,- perhari menjadi Rp 12.000,-.
Pada perinsipnya sebenarnya apa yang dihadapi para pedagang seluruh pasar hampir sama, kata Hasbi
Cuma memang pedagang di pasar kampung baru ini sangat sedikit, hanya sekitar 30 an orang. Terdiri dari jualan, sayur, bumbu, ikan dan ayam.
Cuma persoalannya, pedagang kita disini bigitu sedikit. Saya berharap pengutipan dari dulu Rp. 5000,- per hari lalu naik ke Rp.10.000,-. ,sudah masuk disitu jasa layanan Rp.2.000,- . Cuma persoalannya dari Dinas diminta lagi Rp. 2.000,- untuk jasa layanan, sehingga naik lagi jadi Rp. 12.000,- perhari.
” Sehingga karena saya sampaikan kepada pedagang jangan kasi lagi, maka dari UPTD pasar ada kles sedikit dengan saya. Sehingga dalam beberapa bulan ini saya tidak lagi menjadi pengurus pasar, sudah diambil alih oleh UPTD Pasar”, katanya.
Apa Yang Menjadi Keberatan Hasbi dengan tambahan Rp. 2.000,- ?
” Alasannya begini, dengan pedagang kecil seperti ini Rp.12.000,- per hari itu berat. Bahkan saya berharap kemaren, dari Rp. 10.000,- itu untuk UPTD Pasar tetap kita kasi Rp.3.000,- kita kembalikan ke pedagang Rp. 2.000,- dan Rp. 5.000,- untuk Pengurus Pasar.”, katanya.
Ia katakan, ekonomi masyarakat umumnya saat ini begitu tertekan pasca covic 19, kini harga barang pada naik, pedagang kecil merasa kesulitan dalam usahanya.
Begitupan Hasbi mengakui, para pedagang kampung baru mau membayar Rp.10.000,- itu pun karena mereka juga ingin menghidupkan pasar secara bersama-sama. Sedangkan di Pasar Al Mahirah Rp.5.000,- perhari, itu karena pedagangnya banyak.
” Padahal dari Rp.5000 ke Rp.10.000,- itu berat pekerjaan saya, tapi kenapa mereka mau, hampir keseluruhannya mereka itu ada utangnya sama saya sampai sekarang, ada yang 300 ribu, 600 ribu dan 200 ribu.”, katanya.
Sementara M.Nur seorang pedagang ikan kepada media ini membenarkan kutipan lapak ikan saat ini Rp.12.000,” perhari.
“Yang jualan ikan 25 orang, tapi sekarang sangat sepi pembeli. ya dikutip Rp. 12.000 perhari, untuk kebersihan Rp. 2.000,- duit lapak Rp.10.000,- Kita bilang berat Rp.12.000,- orang mungkin ndak ada berat begitu”, kata M.Nur.
Cuma persoalannya hari ini, tambah Hasbi Badai yang jadi Ketua Pasar 2009 sampai 2013, dulu sudah sangat tertib, jadi ada yang sudah maju usaha teman-teman pedagang.
Sekarang sudah seperti ini, tenda-tenda seperti itu nampak semberawut, jadi sudah tidak terurus lagi.
Parkir Kenderaan
Begitu juga parkir kenderaan, katanya, sudah puluhan tahun sejak Pasar Baru ini ada, tidak ada parkir itu.
” Setelah pasar ini dibuat saya coba kelola parkir itu. Kita bikin pagarnya supaya ada batas- batasnya, antara yang boleh parkir dengan yang nggak, lalu kita cor dengan uang pribadi. Nah, setelah diambil alih oleh UPTD Pasar, semua diambil, padahal kita sudah mengeluarkan biaya cukup besar untuk itu, sampai hari ini kita tidak bisa mengambil kembali “, papar Hasbi.
Hasbi menceritakan, ” ternyata disitu sudah mulai berkembang pasar itu mereka mengambil alih. Tapi hari ini kita lihat yang ada kehancuran sudah. Jadi sudah tidak layak lagi menjadi pasar”, katanya.
Hasbi mengaku menjadi Kepala Pasar Kampung Baru tahun 2009 sampai 2013 sudah mencoba membenahi dengan segala upaya sampai pasar ini hidup dan pedagang bisa berusaha.
Kepala UPTD Pasar Diskopukmdag Banda Aceh pak Agus belum berhasil dikonfirmasi..( udin )