Pesona Wisata Sejarah Aceh Barat “Makam Teuku Umar”

Komplek Makam Pahlawan Nasional Teuku Umar (Foto:Redaksi/NF)

Kabupaten Aceh Barat memiliki banyak potensi destinasi wisata dimulai dari wisata pantai, tempat bersejarah, adat istiadat, hingga kuliner. Tak ayal para wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Aceh Barat ingin mengunjunginya, termasuk wisata sejarahnya. Wisata sejarah erat kaitannya dengan kisah dan lokasi bersejarah yang menggambarkan keadaan di masa lalu. Aceh Barat termasuk banyak memiliki wisata sejarahnya baik dari sisi agamis dan nasionalis.

Salah satu wisata tempat bersejarah yang ada di kabupaten Aceh Barat adalah Makam Teuku Umar. Makam ini berlokasi di gampong Mugo Rayeuk kecamatan Panton Reu Aceh Barat. Makam Teuku Umar dulunya sering berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya guna untuk mengelabui para penjajah agar tidak dapat ditemukan. Awalnya saat gugur makam Teuku Umar berlokasi di gampong Reudeup kecamatan Ranto Panyang kemudian ke Pasi Meugat dan dikuburkan berdampingan dengan makam ibunya. Enam bulan kemudian jenazahnya dipindahkan ke gunung Glee Meulinteung di gampong Mugo dan setelah delapan bulan jenazahnya terakhir dipindahkan ke gunung Glee Rayeuk Tameh, di gampong Mugo Rayeuk kecamatan Panton Reu.

Perjalanan ke Makam Teuku Umar berjarak kurang lebih 42 kilometer dari pusat kota Meulaboh tepatnya di jalan Geumpang-Tutut dan waktu yang akan dibutuhkan oleh wisatawan untuk menuju ke sana sekiranya satu jam perjalanan dengan mengendarai kendaraan roda empat. Wisatawan tidak perlu khawatir, perjalanan menuju destinasi wisata sejarah ini sudah beraspal.

Sesampainya disana, pengunjung akan melihat gerbang yang berukuran besar bertuliskan “Makam Pahlawan Nasional Teuku Umar Johan Pahlawan”, gerbang tersebut adalah pintu masuk ke arah Makam. Mulai dari gerbang sampai ke lokasi parkir kendaraan, ukuran jalan yang beraspal akan kecil hanya muat satu kendaraan roda empat dan agak menanjak. Jika ada kendaraan dari arah berlawanan, salah satunya harus ada yang menepi untuk berbagi jalan. Pengunjung juga diharapkan untuk berhati-hati dikarenakan adanya hewan ternak masyarakat yang berkeliaran di jalan.

Gerbang Memasuki lokasi Makam Pahlawan Nasional Teuku Umar (Foto:Redaksi/NF)

Pengunjung dapat memarkirkan kendaraannya di lokasi parkir yang sudah dibangun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Aceh Barat. Setelah itu, pengunjung akan berjalan dengan kaki menuju lokasi makam sekiranya selama 5-10 menit perjalanan. Ada dua jalan akses jalan setapak yang bisa dilalui oleh para pengunjung diantaranya melewati tangga beton sebelah kanan, tangga ini sudah sejak lama dibangun sedikit menanjak, masih dapat diakses dan langsung menuju makam. Satunya lagi yakni melewati tangga bawah sebelah kiri. Tangga yang baru saja dibangun ini kini banyak yang dilalui para pengunjung. Jika pengunjung memilih menuruni tangga ini, pengunjung akan melihat beberapa fasilitas yang dimiliki destinasi wisata sejarah ini sebelum sampai ke area makam Teuku Umar.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Almuniza Kamal mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Kabupaten Aceh Barat untuk merawat makam pahlawan nasional, Teuku Umar Johan Pahlawan.

“Pemerintah provinsi tahun 2021 sudah menggelontorkan dana sekitar Rp 3 miliar untuk membangun (merevitalisasi) akses kesini (objek wisata sejarah makam Teuku Umar. Saya harap para budayawan, pegiat wisata dan sejarah, serta masyarakat di Aceh Barat terus menjaga kelestariannya,” ujar Almuniza.

Pernyataan itu disampaikan Almuniza usai mengikuti upacara ziarah memperingati syahidnya Teuku Umar ke-124 di Desa Mugo Rayeuk, kecamatan Panton Reu, Aceh Barat, Sabtu (11/2/2023). Acara ini diselenggarakan oleh Pemkab Aceh Barat.

Sebagian kisah hidup Teuku Umar beliau habiskan hanya untuk melawan para pasukan penjajah Belanda. Begini sejarah singkat pahlawan nasional Teuku Umar yang dibagi menjadi tiga fase yakni dari tahun 1878 sampai dengan tahun 1899. Sejarah ini dapat anda jumpai disekitar area dekat makam.

Makam Teuku Umar Johan Pahlawan (Foto:Redaksi/NF)

Fase Pertama adalah fase yang dimana Sejarah Teuku Umar mulai melawan pihak penjajah Belanda (1878-1893). Pahlawan nasional Teuku Umar lahir di Meulaboh, Aceh Barat tahun 1854 dari pasangan Teuku Tjut Machmud dengan Tjot Muhani. Awal tahun 1878 telah mulai berjuang melawan Belanda dari mempertahankan kampung halamannya sampai wilayah Kutaraja dan Aceh Besar. Pada tahun 1878 Teuku Umar menikah dengan Tjut Nyak Dhien, Pasangan suami istri ini bergabung dengan pejuang-pejuang Aceh lainnya terus berjuang melawan tentara Belanda sampai dengan tahun 1893.

Fase kedua adalah fase dimana Teuku Umar memihak terhadap Belanda (1893-1898). Pada tahun 1893 Teuku Umar dan pasukannya memihak kepada pihak Belanda sebagai taktik untuk memperoleh senjata modern. Teuku Umar diangkat menjadi panglima besar perang dengan gelar Teuku Johan Pahlawan. Teuku Umar dan pasukannya diserahi tugas sekaligus diberikan senjata dan biaya perang untuk mengamankan orang/pejuang Aceh yang melawan Belanda. Taktik ini dijalankan Teuku Umar untuk mengumpulkan senjata dan dana agar dapat melawan kembali tentara Belanda.

Fase ketiga yakni fase terakhir yang dimana Teuku Umar melawan kembali Belanda (1896-1899). Pada tahun 1896 dengan taktik dan kelicikannya Teuku Umar bersama Tjut Nyak Dhien dan panglimanya Pang Laoet serta pejuang serta pejuang-pejuang Aceh lainnya untuk bergabung kembali melawan Belanda. Pihak Belanda marah besar atas tipu daya Teuku Umar. Pada tanggal 10 februari 1899, pasukan Teuku Umar telah berada di Lhok Bubon untuk menyerang tangsi Meulaboh. Namun, rencana ini gagal karena dibocorkan oleh mata-mata pengkhianat dari orang Aceh. Tanggal 11 februari 1899 Teuku Umar dan pasukannya bergerak kembali menyusuri pantai Lhok Bubon menuju Meulaboh.

Tentara Belanda yang dipimpin oleh jenderal Van Heutsz telah menunggu di Suak Ujong Kalak dan terjadi tembak menembak, Teuku Umar terlihat memegang dadanya sebelah kiri yang berlumur darah. Teuku Umar menghembuskan nafas yang terakhir.

Itulah sejarah singkat perjuangan Teuku Umar saat melawan pasukan penjajah Belanda sampai akhirnya Beliau wafat. Status Teuku Umar sebagai seorang pahlawan nasional dikukuhkan dalam SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973.

Kondisi Makam Pahlawan Nasional ini sangatlah terawat. Bahkan ada beberapa penambahan fasilitas dari yang sebelumnya belum ada kini sudah dibangun dengan baik. Seperti Mushola, tempat melepas hajat, dapur umum, area parkir, dan juga toilet. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, baru-baru ini adanya pembangunan besar-besaran yakni dibangunnya jalan setapak beserta tangga ke arah bawah.

Kegiatan tahunan yang baru-baru ini dilaksanakan yakni oleh PT Mifa Bersaudara mengadakan acara dengan tema Cleaning Heritage (18/3/2023). Kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan makam pahlawan nasional Teuku Umar Johan Pahlawan. Selain berwisata, makam Teuku Umar juga umumnya digunakan pengunjung untuk kegiatan berhajat atau melepas hajat dan melakukan prosesi injak tanah pertama bagi anak bayi. Rata-rata kegiatan tersebut juga sambil masak-masak didapur yang telah dibangun di area makam. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *