Daerah  

Sarah Raja Sebuah Dusun Terpencil Butuh Perhatian Semua Pihak

Sarah Raja adalah sebuah dusun gampong Leubok Pusaka di Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh utara, yang termasuk kategori dusun terluas dan menantang, berpenduduk 120 jiwa dan 36 Kepala Keluarga, dengan mata pencarian rata-rata di bidang pertanian dan perkebunan.

Untuk mencapai ke dusun tersebut, masyarakat di sana sudah terbiasa mengarungi sungai dengan menggunakan boat sebagai alat transportasi, bahkan boat sudah menjadi alat angkut yang handal di sana. Ini dikarenakan, letak geografis di pegunungan yang dihimpit sungai Krueng Arakundoe bermuara ke Aceh timur.

Kondisi alam yang sangat menantang membuat dusun ini jarang dikunjungi pejabat pemerintah, baik Provinsi maupun Kabupaten. Tak heran, jika anggota DPR RI, DPRA dan DPRK hasil Pemilu 2019 sesuai dapil belum menunjukkan adanya program program andalan mereka di sana, namun dusun ini tidak pernah dihapus dalam peta Aceh.

Kehadiran mahasiswa dari berbagai universitas ternama di Aceh yang tergabung dalam organisasi HMI besukan Lafran Pane itu telah menggugah kita semua sebagai anak bangsa yang dituntut menjadi agen perubahan dan agen percepatan pembangunan.

Pembangunan untuk seluruh rakyat Indonesia merupakan amanah negara yang merupakan konsep yang tidak bisa ditawar-tawar, artinya seluruh pemangku kepentingan lintas sektoral sudah saatnya menggeserkan program ke dusun ini.

Siapapun kita dan di manapun kita berada harus tergugah hati dan bergandengan tangan untuk membantu percepatan pembangunan di Sarah Raja. Tinggalkan semua kepentingan pribadi dan golongan sembari ulurkan tangan membantu rakyat kita yang hidupnya masih membutuhkan peningkatan taraf hidup sebagaimana warga lainnya di Aceh Utara.

Pertemuan HMI dan pemerintah setempat adalah momen penting sebagai gerbang masuk meretas persoalan kemiskinan dan merobah isu termarjinal dan terbelakang. Ini momen atau sebuah pembuka hijab yang selama ini mungkin kita menutup mata. Semua kita harus bergerak dalam kontek bukan mencari popularitas di tengah penderitaan bangsa yang sedang berusaha melepaskan diri dari persoalan Covid-19.

HMI sebagai “buah hati rakyat” dinilai selama ini selalu bersama rakyat dan harus terus meningkatkan pengabdiannya di Aceh Utara, bukan hanya Sarah raja, namun masih banyak persoalan lainnya di Aceh Utara yang harus segera dituntaskan seperti persoalan bendungan irigasi Krueng Pase yang tak kunjung dituntaskan oleh kementerian terkait dalam hal ini pementah pusat. Kini masyarakat 9 Kecamatan harus menerima gagal panen akibat belum direhabnya secara sempurna bendungan yang rusak akibat banjir bandang akhir tahun 2020 lalu.

HMI sebagai organisasi kader yang konsen terhadap persoalan umat ini perlu dipertajam lagi misi-misi kemanusiaan, demikian juga dengan pemerintah di tingkat gampong dan kecamatan harus benar-benar menjalankan amanah sebagaimana termaktub dalam naskah sumpah jabatan. Ini tidak boleh main-main, langkah Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai abdi negara sangat menentukan nasib warga di tengah hutan Sarah raja. Kita tidak ada waktu untuk berdebat tentang kepentingan rakyat yang belum semua terpenuhi, teruslah mengulur tangan membantu meringankan beban masyarakat di sana.
Penulis : *T. Hasansyah, SH* _(Sebagai Akademisi dan Pemerhati Sosial)_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *