SUWA-Kota Jantho : Pasca terjadinya banjir bandang dan meluapnya sungai Krueng Geupeu Sarah Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar pekan lalu telah terjadi longsor di tebing irigasi Brayeun..
Selama ini irigasi Brayeun tersebut mengaliri air untuk ratusan hektar persawahan masyarakat di sejumlah gampong dalam Kecamatan Leupung. Kawasan irigasi Brayeun yang dibangun oleh Belanda ratusan tahun yang lalu selama ini juga menjadi ikon wisata alam bagi masyarakat sekitar.
Ketua Pengelola Objek Wisata Alam Brayeun Ilyas Ramli CR mengatakan, pihaknya meminta kepada pihak terkait dilingkup Pemkab Aceh Besar kiranya agar bisa turun kelapangan untuk melakukan berbagai tindakan pembangunan untuk mencegah abrasi dan longsor yang lebih luas dikemudian hari.
“Pembangunan untuk mencegah abrasi merupakan kebutuha mendesak kareka apabila kondisi yang ada terus dibiarkan maka dikhawatirkan akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup sektor pertanian dan kebutuhan air bersih oleh masyarakat sekitar,”ujarnya Sabtu (16/5).
Ilyas Ramli menjelaskan, sumber air yang melimpah pada kawasan tersebut selama ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat kecamatan Leupung melalui pembangunan intek dan pemipaan oleh Uni Eropa melalui NGO THW Germany.
“Sekarang ini pemeliharaannya imtek dan pemipaan tersebut dilakukan oleh PT Solusi Bangun Andalas (SBA) yang juga digunakan untuk operasional pabrik cement andalas tersebut,”ungkapnya lagi.
Ilyas Ramli yang juga ketua Pengcab Kodrat Aceh Besar itu menambahkan, sebelum tragedi tsunami tahun 2004 lalu air dari pergunungan kawasan tersebut juga disuplai untuk kawasan Ulee Lheue Banda Aceh dan sekitarnya.(SA)