BANDA ACEH.Suwanusantara.com –Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Dharma Pertiwi Pusat melanjutkan roadshow percepatan penurunan stunting di daerah prioritas yaitu Provinsi Aceh, Jumat (26/08/2022).
Di Kota Banda Aceh, kota ketiga tujuan roadshow setelah Bandung dan Medan, Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo,Sp.OG (K) dan Ketua Umum Dharma Pertiwi Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati (Hetty) Andika Perkasa memberikan motivasi warga dan pemangku kepentingan untuk upaya percepatan penurunan stunting.
Kepala BKKBN dr.Hasto Wardoyo mengatakan Provinsi Aceh menjadi salah satu provinsi prioritas penurunan stunting nasional. Sebab, tingkat prevalensi stunting di Provinsi Aceh tinggi yakni 33,2 persen.
“Di Aceh itu stuntingnya masih di atas 30 persen. Aceh harus menuju angka 14 persen di tahun 2024. Oleh karena itu, Aceh harus bekerja keras, memang dan sekarang ini dengan dibantu jajaran TNI, sudah membantu sampai di tingkat Babinsa. Oleh karena itu saya optimistis dengan Gerakan dari pusat ke daerah dan dengan integrasi TNI, Polri dan jajaran birokrasi, tambah masyarakat, kader-kader,” kata Dokterr Hasto.
Selain itu, dokter Hasto merasa optimistis karena Aceh memiliki sumber daya alamnya yang cukup.
“Saya optimistis, karena di Aceh ini sumber daya alamnya cukup, ikannya ada dan tanahnya subur,” lanjut Dokter Hasto.
Dalam roadshow yang dipimpin Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo,Sp.OG (K) dan Ketua Dharma Pertiwi pusat Hetty Andika Perkasa ini dilakukan beragam kegiatan dalam upaya percepatan penurunan stunting, seperti sosialisasi pemanfaatan lahan untuk tanaman yang mendukung gizi seimbang, bantuan bibit tanaman, pelayanan KB gratis (MOW, MOP, IUD, Implant), demo memasak di Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan penyerahan bantuan beras, telur serta bingkisan makanan tambahan bernutrisi untuk masyarakat berisiko stunting.
Peninjauan Demo memasak menu gizi seimbang bagi Ibu Hamil dan Baduta dilakukan di Taman Bustanus Salatin Banda Aceh. Menu yang disiapkan oleh para kader Rumoh Gizi Gampong (RGG) terdiri dari sayur daun kelor dengan jagung manis, perkedel tempe dan nugget ikan tuna.
“Daun kelor mengandung vitamin c dan kalsiumnya melebihi yang lain, ikan tuna mengandung DHA dan omega 3 yang mencerdaskan otak bayi. Kalau tidak punya ikan tuna karena mahal, bisa pakai ikan kembung yang lebih murah, sama juga gizinya,” lanjut Dokter Hasto.
Para kader RGG menjelaskan bahwa menu yang disiapkan tidak lebih dari 10 ribu rupiah untuk satu anak berisiko stunting, dan sudah terbukti peningkatan berat badannya.
Rumoh Gizi Gampong (RGG) merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat di tingkat gampong (kampung) dalam upaya pencegahan stunting dengan kegiatan utamanya adalah selalu memberikan edukasi gizi dan monitoring pertumbuhan secara terstruktur pada kelompok resiko seperti ibu hamil, ibu balita, dan remaja putri.
Saat demo masak dilakukan, dokter Hasto dan Ibu Hetty Andika Perkasa berinteraksi dengan para ibu hamil. Di sela-sela memasak dokter Hasto dan Hetty Andika Perkasa bertanya tentang ukuran panjang bayi sehat, persiapan apa saja yang dilakukan saat ingin memulai kehamilan, serta apa saja yang perlu diperhatikan calon Bapak saat memulai program kehamilan.
Dokter Hasto juga berpesan kepada para ibu agar jangan hamil terlalu muda, jangan hamil terlalu tua, jangan hamil terlalu banyak dan jangan hamil terlalu sering.(Rel.Humas BKKBN)