Suwanusantara.com, Aceh Utara – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten AcehUtara melaksanakan kegiatan pengukuran dan publikasi data stunting tingkat kabupaten tahun 2021, yang dipusatkan di Gampong Seumirah Kecamatan Nisam Antara, Kamis (11/11).
Publikasi angka stunting yang dilakukan tersebut merupakan tindak lanjut dalam rangka aksi menurunkan angka stunting di daerah ini.
Kegiatan ini dihadiri para stakeholder terkait di daerah ini, di antaranya para pejabat dari Dinas Kesehatan setempat, pejabat dari Bappeda, Dinas Sosial dan PPPA, Dinas Pemberdayaan Masyarakat PP dan KB, Ketua TP-PKK Aceh Utara Hj. Cut Ratna Irawati, SE, para Kepala Puskesmas, pejabat Muspika Nisam Antara dan aparatur gampong se-Kecamatan Nisam Antara serta tokoh masyarakat setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Amir Syarifuddin, SKM, dalam laporannya mengatakan, publikasi data stunting dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi tentang stunting serta angka stunting di daerah ini, strategi penanganannya, dan upaya-upaya yang harus dilakukan bersama untuk menurunkan angka ini.
Sebelumnya, kata Amir, Bupati Aceh Utara pada Februari 2021 telah menetapkan 20 desa Lokus stunting di Aceh Utara. Untuk menurunkan angka stunting, Kementerian Kesehatan telah menetapkan delapan aksi integrasi. Aksi pertama, lanjut Amir, adalah analisis situasi, kedua rencana kegiatan, ketiga rembuk stunting dan aksi keempat penyusunan Perbup tentang peran desa terkait stunting. Berikutnya, aksi kelima pembinaan kader KPM dan aksi keenam sistem manajemen data.
“Saat ini sedang kita lakukan langkah aksi ketujuh, yaitu pengukuran dan publikasi stunting, di mana pada akhir tahun ini akan kita lakukan review kinerja, dan untuk tahun depan akan ada penambahan kecamatan, desa Lokus stunting”, jelas Amir.
Lebih lanjut Amir mengungkapkan, dengan adanya kerjasama antar SKPK dan semua pihak diharapkan penatalaksanaan dan penurunan angka stunting dapat terlaksana dengan baik.
Dikatakan, mulai tahun 2022 kita masih terus berupaya menurunkan angka stunting, dimulai dari program pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri yang diperkirakan mereka akan menjadi calon ibu di masa depan, upaya peningkatan kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir dan anak balita, di mana periode 1000 hari pertama kehidupan dimulai, terang Amir.
Menurutnya, pengukuran awal terhadap anak stunting di Aceh Utara dilakukan akhir tahun 2020 untuk analisa data terhadap anak stunting. Sekitar 6 ribu dari 37 ribu balita di daerah ini pada tahun 2020 ditemukan mengalami pendek saat lahir (stunting) atau sekitar 15 persen.
Untuk itu, Pemkab Aceh Utara menargetkan untuk menurunkan angka stunting dimaksud secepatnya. Diharapkan pada tahun 2022 angka stunting semakin menurun berada di bawah standar yang ditentukan Kementerian Kesehatan, tutup Amir. (Yoes)