Banda Aceh– Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh kembali melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dengan menyelenggarakan diskusi panel “Pengembangan Ekonomi Kreatif Aceh” pada Selasa, 20 Juni 2023 di Hotel Kyriad Muraya Kota Banda Aceh.
Almuniza Kamal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, mengatakan produk ekonomi kreatif juga harus terampil diimplementasikan untuk membangkitkan semangat dan apresiasi. Hal ini akan meningkatkan sumber daya manusia di Aceh.
“Saya ingin membangun sumber daya manusia yang harus berkelanjutan, dan peserta yang berhadir pada hari ini harus menjadi penggerak di bidang ekonomi kreatif,” kata Almuniza saat menjadi narasumber Focus Group Discussion (FGD).
Menurut Almuniza, Aceh memiliki potensi luar biasa melalui industri pariwisata yang harus disandingkan dengan nilai budaya, yang dapat menjadikan desa-desa di Aceh menjadi desa wisata.
Hal tersebut sejalan dengan Kemenparekraf RI yang berupaya memberikan penghargaan pada desa wisata seperti ADWI dengan menargetkan 1,7 juta wisatawan mancanegara untuk hadir di Indonesia, 1,4 miliar kunjungan domestik, serta menargetkan 4,4 juta peluang kerja di ekonomi kreatif atau di pariwisata.
“Seharusnya masyarakat Aceh bisa memanfaatkan peluang tersebut, Aceh memiliki akses yang sangat strategis baik jalur darat maupun jalur laut, dan orang luar negeri itu mengakui bahwa makan Aceh enak-enak namun yang menjadi kendalanya pada marketing kita yang masih kurang,” tutur Almuniza.
Almuniza juga mengatakan, pada awal 2023, terdapat target 2,5 juta wisatawan akan berkunjung di Aceh. Mencapai tujuan ini membutuhkan kerja sama untuk membuat wisatawan betah di Aceh lebih lama.
“Berbicara durasi lama tinggal wisatawan di Aceh harus menguatkan (atraksi, amenitas, aksesibilitas). Harus ada sebuah kegiatan atau event MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition),” ujar Almuniza.
Almuniza berharap, peserta yang berhadir pada diskusi terpumpun melahirkan ide dan gagasan kreatif yang akan memberikan ruang bagi pelaku ekonomi sebagai penguatan ekonomi kerakyatan.