BANDA ACEH- Salah seorang Ayah paruh baya asal Kota Langsa, M.Nurdin (45) tidak pernah menduga niat anaknya untuk mencari pekerjaan di negeri orang berujung menjadi korban penipuan lapangan kerja. Anak M. Nurdin yang berinisial IS (23) beserta 20 temannya dikabarkan hilang kontak sejak keberadaan mereka di Laos.
Ditemui secara langsung, M. Nurdin bersama dua orang tua korban lainnya Syahrul (59) orang tua dari DF (23) dan JF (25) dan Rika Wati (42) orang tua dari AN (23) menjelaskan awal mula kejadian pada saat anak-anak mereka dijanjikan pekerjaan oleh saudara SB alias Popon (50) warga Kota Langsa, sebagai tenaga administrasi di salah satu perusahaan di Dubai.
Awal mulanya, IS dan DF diiming-imingi gaji sebesar Rp 12 juta/bulan oleh SB untuk bekerja di Dubai. Singkatnya, mereka sepakat untuk berangkat ke Dubai dengan bantuan RN istri SB untuk membantu kelengkapan administrasi termasuk pembuatan paspor.
Perjalanan IS dan DF dimulai dari Kota Langsa menuju Kota Medan hingga akhirnya tiba di Dubai. Setelah di Dubai, mereka sudah ditunggu oleh SB menuju rumah penginapan yang selanjutnya bertemu dengan AN dan JF. Disana, keempat anak tersebut mendapat briefing cara kerja sebagai admin di salah satu perusahaan yang sebelumnya dijanjikan SB.
Setelah 2 bulan berada di Dubai, SB menginformasikan akan terjadi Razia sehingga IS, DF, AN dan JF harus dilarikan ke Laos. Mulanya, keempat pemuda tersebut menolak ajakan SB dan ingin kembali ke Indonesia. Tapi SB beralasan jika mereka terjaring razia, mereka akan dikenakan denda sekitar 110 Juta rupiah.
Setelah tiba di Laos, SB menginapkan mereka di salah satu camp dan selanjutnya diserahkan ke salah satu perusahaan. Sebelum akhirnya pergi, SB sempat meminta uang Rp 4 Juta per orang dan menjanjikan mereka menjadi Miliarder. Namun, hingga SB pergi sampai hari ini, dokumen dan paspor keempat pemuda tersebut masih ditahan oleh pihak perusahaan.
Menindaklanjuti kasus ini, ketiga orang tua korban akan melanjutkan perihal ini ke Polda Aceh dan berupaya meminta dukungan pihak lainnya.
“Saya belum tahu pekerjaan seperti apa yang diberikan kepada anak-anak kami disana. Untuk itu, saya mewakili orang tua lainnya disini telah melaporkan kasus ini dan meminta pertanggung jawaban saudara SB alias Popon ke Polda Aceh. Saya juga mohon doa dan bantuan dari berbagai pihak juga untuk bantu proses pemulangan anak-anak kami,” Kata Nurdin. Minggu (25/8/2024).
Lebih lanjut, M. Nurdin menyampaikan, sejak mereka di Laos, para orang tua tidak bisa berkomunikasi lagi dengan anak-anak mereka karena aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan berkomunikasi dengan pihak lain. Bahkan, ada informasi yang diterima setidaknya ada belasan warga Aceh lainnya yang saat ini mengalami kasus yang sama.
“Anak-anak kami harus mengikuti aturan disana seperti HP disita dan tidak bisa berhubungan dengan keluarga. Saya sempat dikirimkan beberapa foto kartu identitas oleh anak saya. Ada sekitar 21 orang termasuk anak saya yang saat ini ada disana,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota DPRA, Samsul Bahri alias Tiyong turut prihatin atas terulangnya kejadian seperti ini. Sebelumnya, beberapa warga Aceh yang juga mengalami kasus yang sama di Malaysia, Myanmar, Kamboja, dan Laos. Lebih memperhatikan lagi, rata-rata kasus seperti ini yang menjadi agen atau penyalur ada warga Aceh sendiri ataupun orang terdekat.
“Saya sangat prihatin atas kejadian seperti ini. Pertama yang menjadi korban adalah orang tua kita dan anak-anak kita, yang kedua, yang menjadi agennya adalah saudara kita juga,” Ujar Tiyong.
Tiyong yang juga merupakan Anggota DPR RI terpilih menambahkan, akan berupaya mengawal kasus ini hingga tuntas sampai pemulangan korban. Dirinya juga berharap kasus ini jadi pelajaran kembali untuk warga Aceh.
“Akan saya upayakan dengan melibatkan pihak-pihak terkait dari Kepolisian, KBRI, dan Kemenlu, hingga pihak-pihak yang terkait dengan perlindungan tenaga kerja asing. Kasus ini juga tidak boleh berhenti disini, harus ada tindakan hukum yang tegas kepada siapa saja yang terlibat. Ini harus jadi pelajaran, kita akan berupaya dan memastikan puluhan saudara kita disana selamat dan segera kembali dengan keluarganya di Aceh, tutupnya. (ARP)