IDI ACEH TIMUR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh menggelar acara Halaqah Bersama seluruh IPeKB provinsi Aceh dan Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i dan Da’iyah se Aceh Timur untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Birem Bayeun, Sabtu (8/10/2022) yang diikuti 198 peserta.
Acara ini dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Drs. Sahidal Kastri, M.Pd, Unsur Kementerian Agama Muhammad Mansyur, S.Sos.i, MA, Ketua TP-PKK Aceh Timur yang diwakili Pokja IV Nurasyidah,SKN dan OPD KB Azhari, SPd, M.Si
Selain luring juga diikuti secara daring yang di pandu oleh Koordinator Bidang Advokasi Penggerekan dan Informasi ADPIN Drs
. Saflawi, MM.
Pelibatan Penyuluh tersebut dimaksudkan karena Penyuluh Agama memiliki peran yang strategis dalam memberikan edukasi kepada masyarakat melalui khutbah, ceramah serta taushiyah keagamaan.
Diharapkan nantinya para penyuluh dapat menyampaikan pentingnya pencegahan stunting sebagai suatu aksi nyata bersama dalam upaya pencegahan Stunting dan kegiatan ini dipandang tepat mengingat saat ini sedang berlangsung peringatan Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW.
Kepala perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri M.Pd mengatakan pemerintah saat ini memiliki waktu kurang dari 2,5 tahun sampai akhir 2024 untuk mencapai target Stunting di angka 14 persen dan ini merupakan tantangan.
Menurutnya tantangan ini perlu upaya optimal antar pihak, karena saat ini Stunting di Indonesia masih berada diangka 24,4 persen sementara standar WHO berada di angka maksimal 20 persen.
Kami telah melakukan berbagai program, tambahnya, juga termasuk MoU bimbingan perkawinan calon pengantin yang dilaksanakan 3 (tiga) bulan sebelum nikah.
Melalui Halaqoh ini, Sahidal Kastri berharap, mudah-mudahan percepatan penurunan stunting dengan meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat akan lebih cepat tercapai, penguatan kerja sama antarlembaga ini adalah hal yang penting. Pasalnya, persoalan stunting hingga saat ini masih menjadi masalah yang perlu diselesaikan oleh banyak pihak.
Merujuk pada Acara Pencanangan Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA), Ia jelaskan, program GISA juga merupakan upaya Konkrit dari Pemerintah Aceh untuk meningkatkan capaian imunisasi anak sekaligus sebuah upaya untuk menurunkan angka kasus prevelensi stunting di Aceh, yang bertujuan untuk menciptakan generasi Aceh yang lebih baik serta siap menjadi penerus masa depan menuju generasi emas tahun 2045.
Keberhasilan bagi sebuah negara, lanjut Sahidal, bisa diukur melalui Human Capital Index, dimana sebuah negara di katakan maju jika masyarakat mempunyai umur yang panjang, sehat dan produktif.
Sahidal Kastri menyebut Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang dialami oleh anak-anak akibat kekurangan asupan gizi. Dampak yang ditimbulkan akibat stunting yakni tinggi badan yang tidak optimal sehingga badan menjadi lebih pendek, kurang cerdas dan pada usia 40 tahun mudah sakit-sakitan karena metabolisme tubuh yang berbeda.
“Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri karena kita menghadapi bonus demografi dimana usia-usia produktif harus benar-benar produktif dan berkualitas.
Bonus demografi hanya sampai antara 2030-2040 sehingga setelah itu ada aging population, sehingga kalau tidak memanfaatkan generasi yang unggul maka kemudian kita tidak mentransfer bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan,” kata Sahidal Kastri.
Kemenag Aceh Timur Muhammad Mansyur, S.Sos.i, MA, dalam paparannya mengatakan pelibatan Peran Penyuluh Agama oleh pemerintah Aceh Timur dalam program nasional percepatan penurunan Stunting, isu ketahanan keluarga, dan kesehatan merupakan langkah yang tepat.
Kegiatan ini sangat sejalan dengan program kerja Kementerian Agama yang akan terus memperkuat peran Penyuluh Agama ditengah masyarakat. Bersama para Da’i dan Da’iyah, Kemenag juga terus meningkatkan kualitas bimbingan masyarakat. Bersama Penyuluh Agama dan para Dai, Kementerian Agama berusaha sekuat tenaga mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera, lahir dan batin.
“Penyuluh Da’i, dan Da’iyah ada pada tiap lapisan masyarakat. Suaranya didengar dan dapat mempengaruhi pemahaman bagaimana masyarakat bersikap, memberikan pemahaman terkait Stunting melalui bahasa agama tentu menjadi power yang harus diambil perannya oleh da’i dan da’iyah,” terangnya.
Kemenag aceh Timur menambahkan, narasi yang dibangun untuk menyadarkan pentingnya pencegahan stunting adalah narasi yang disabdakan langsung oleh Rasulullah SAW, yaitu mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mu’min yang lemah. Adapun salah satu upaya untuk menjadi mu’min yang dicintai oleh Allah, yakni dengan cara tumbuh dengan optimal, baik secara fisik ataupun mental.
Sementara Pokja IV Nurasyidah,SKN mempresentasikan peran TP-PKK kabupaten Aceh Timur Integrasi dapur sehat atasi Stunting DASYAT kedalam Rumah Gizi Gampong RGG dengan optimalisasi sumber daya pangan lokal. (Rilis Humas BKKBN Aceh)