Daerah  

Stunting di Aceh Turun Dua Digit, Saatnya Bangun Komitmen Dengan Kolaboratif

” Alhamdulillah Aceh ada penurunan Stunting dari 33,2 persen data SSGI tahun 2021 menjadi 31,2 persen SSGI tahun 2022, artinya ada turun dua digit dan ini menjadi modal bagi kita bersama”, Sahidal Kastri.

 

BIREUEN.Suwanusantara.com – Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs Sahidal Kastri M.Pd mengatakan, saatnya kita membangun komitmen dengan kolaboratif dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting.

Alhamdulillah Aceh ada penurunan Stunting dari 33,2 persen data SSGI tahun 2021 menjadi 31,2 persen SSGI tahun 2022.

” Artinya ada turun dua digit dan ini menjadi modal bagi kita bersama”, kata Sahidal Kastri saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting Aceh di Meuligoe Resto HRD Coffee Jln Medan – Banda Aceh Cot Gapu Bireuen, 21 Februari 2023.

Rapat ini diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) Provinsi Aceh bersama OPD Dalduk KB Kabupaten Bireuen.

Rapat Koordinasi ini fokus bersama OPD, TNI, IBI dan TP PKK Kabupaten Bireuen yang di selenggarakan di Meuligoe Resto HRD Coffee Jln Medan – Banda Aceh Cot Gapu Bireuen, 21 Februari 2023.

Kepala Dinas pemberdayaan Masyarakat, Gampong dan Keluarga Berencanaa kabupaten Bireueun Ir. Muktar M. Si, membuka kegiatan ini.

Pada acara ini turut dihadiri dari Penata KKB Ahli Madya perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Drs Saflawi. TR. MM selaku Koordinator Bidang ADPIN.

Rapat selama satu hari, bersama OPD Dalduk KB (DPMGPKB), Dinas Kesehatan, KODIM 0111/Bireuen (Pasiter), IBI, TP PKK dan Technical Assistant wilayah Bireuen dengan jumlah total peserta 20 orang.

Penata KKB Ahli Madya Drs. Saflawi. TR. MM dalam sambutan menyampaikan, Pertemuan kali ini mendasar, karena pergerakan pertemuan penurunan stunting paling bawah, Angka SSGI tahun 2021 dan 2022 ada penurunan secara nasional dari 23, 3 menjadi 21, 3 % untuk Aceh.

Presiden mengharapkan 2024 bisa turun sebesar 14%, .Mengapa stunting melibatkan TNI, sedangkan tugas TNI membela negara. Ini bagian dari komitmen TNI untuk mendukung program masyarakat.

Apa yang digerakkan, ungkap saflawi, Kita ada Tim di Desa namanya TPK yang terdiri dari dari PKK terkait dengan penggerakan masyarakat, Bidan Desa berperan sebagai koordinator dari TPK dan kader KB dan ada teman-teman dari IPEKB yang bisa menggerakan TPK.

Mengapa TPK penting? Karena Ketika kita membuat kebijakan di tingkat pusat yang mengerakkan ke bawah adalah TPK. Ketika ada keluarga beresiko stunting maka TPK peranannya menjadi penting.

Adapun Upaya kita Bersama untuk menggerakkan TPK bagaimana mereka bisa mendampingi anak stunting dan Keluarga Beresiko Stunting dan Kita tidak bisa hanya melakukan intervensi untuk anak stunting saja tapi juga kepada kelompok-kelompok beresiko stunting supaya tidak muncul angka stunting baru.

” Membangun koordinasi antar lintas sektor yang lebih luas sangat dibutuhkan, baik dari aspek sensitive dan spesifik agar penanganan stunting ini menjadi tanggung jawab kita Bersama dan bagaimana meningkatkan kualitas hidup keluarga, ” ujar Saflawi TR. Selaku penanggungjawab Penyelenggaraan Koordinasi Satgas PPS Aceh. (Rilis Humas BKKBN Aceh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *